Mahmoed Marzuki, Kaki Diikat, Kepalanya di Bawah, Dicambuk
Kisah Pahlawan yang Wafat di Usia Muda

Yang mengadakan adalah Masyarakat Sejarah Indonesia (MSI). "Kita diundang Prof Isjoni, dan Prof Suwardi," kata dia.
Cerita Cucu dan Cicit
Meski tak pernah bertemu langsung, sosok Mahmoed Marzuki tetap menjadi idola bagi cucu dan cicitnya. Prinsip hidup untuk berjuang di jalan Allah, tetap diterapkan oleh keluarga.
"Prinsip hidupnya kuat. Selalu berpegang kepada Alquran dan sunah. Yang jadi prinsip hidupnya ada di dalam Surat Ali Imran ayat 104. Kami pun berusaha untuk seperti beliau," kata Silvia Devi (38) cicit Mahmoed Marzuki. Ikut pula diiyakan oleh Dwi Iriani Devi (55), ibu Silvia.
Dari cerita yang didengar dari kakek dan neneknya, perjuangan Mahmoed Marzuki patut diangkat sebagai Pahlawan Nasional.
"Dia berjuang bukan untuk diri sendiri, tapi untuk masyarakat banyak. Untuk negara ini, demi meraih kemerdekaan," kata dia.
Oleh karena itu, dia mengajak seluruh pemuda untuk tidak lupa dengan sejarah. Masyarakat harus tahu dengan kisah pahit perjuangan Mahmoed Marzuki. Dengan begitu, tidak akan ada yang mau menyia-nyiakan kemerdekaan yang telah diraih ini.
Dia juga menceritakan sedikit tentang kisah perjuangan keluarga untuk menjadikan Mahmoed Marzuki sebagai pahlawan nasional.
Di Riau, Kampar khususnya, Mahmoed Marzuki membentuk semacam pergerakan pejuang. Anggotanya ada juga yang tergabung dalam Harimau Kampar.
- Soeharto Memenuhi Kriteria Jadi Pahlawan Nasional, tetapi Terganjal Hal Ini
- SMSI Gelar Seminar Nasional, Tunda Usulkan RM Margono Djojohadikusumo Jadi Pahlawan
- Gubernur Jateng Setuju RM Margono Kakek Prabowo jadi Pahlawan Nasional
- Tuan Rondahaim Saragih: Pahlawan Nasional 2025 Asal Sumatera utara, Ahli Strategi Perang Gerilya Melawan Belanda
- Yayasan Merah Putih Peduli Nyekar di Makam RM Margono Djojohadikusumo
- Gelar Seminar Nasional, Yayasan Merah Putih Peduli & Unhan Dukung Margono Djojohadikusumo Jadi Pahlawan Nasional