Mahyudin: Kalau Bukan Kita yang Menghormati Presiden, Siapa Lagi
jpnn.com, PENAJAM PASER UTARA - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Mahyudin sedih dengan berkembangnya sikap tidak menghargai sesama anak bangsa. Bahkan, penghinaan bertebaran di media sosial yang menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kalau Mahyudin yang difitnah enggak apa. Kadang yang difitnah Pak Jokowi. Presiden kita," ungkap Mahyudin ditemui di Kalimantan Timur, Selasa (12/3/2019).
Dia mengatakan Jokowi merupakan simbol negara. Masyarakat tidak patut menghina eks Gubernur DKI Jakarta itu. Dia tidak terima alasan apapun dari masyarakat untuk menghina Jokowi, termasuk sekadar hiburan.
BACA JUGA: Misbakhun Puji Komitmen Presiden Jokowi Sejahterakan Perangkat Desa
"Kalau mau lucu-lucuan banyak yang lain. Kalau presiden kita, jangan buat lucu-lucuan, karena dia simbol negara. Kalau bukan kita yang menghormati presiden, siapa lagi," ungkap dia.
Eks Bupati Kutai Timur ini mengatakan, masyarakat boleh berbeda pilihan politik. Mereka berhak tidak memilih Jokowi dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019. Namun, tidak mendukung Jokowi membuat masyarakat halal menghinanya.
"Urusan pemilu urusan nanti. Kalau anda tidak cocok dengan Jokowi, silakan jangan dipilih lagi. Sederhana hidup ini, tetapi jangan dicaci maki. Dia orang tua kita," pungkas dia.(mg10/jpnn)
Mahyudin mengatakan Jokowi merupakan simbol negara. Masyarakat tidak patut menghina eks Gubernur DKI Jakarta itu.
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan
- Wakil Ketua MPR Ibas Berharap Kompolnas jadi Penyeimbang Baik Buruknya Wajah Polri
- Wakil Ketua MPR: Kualitas Pendidikan Harus jadi Perhatian Semua Pihak
- Prabowo Selamatkan Sritex, Eddy Soerparno: Ini Bentuk Nyata Presiden
- Pejabat Komdigi Lindungi Judol, Eddy Soeparno: Merusak Generasi Muda
- Ibas Soroti Isu Kekerasan Seksual: KIta Harus Speak Up, Waspada, dan Berani Melapor
- Lestari Moerdijat: Keberlangsungan Industri Media Butuh Dukungan Negara