Mahyudin: Pancasila Tidak Bisa Diutak-atik Lagi
jpnn.com, KUPANG - Wakil Ketua MPR RI Mahyudin, kembali membuka Sosialisasi Empat Pilar di Aula Universitas Muhammadiyah Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), hari ini.
Sosialisasi yang diikuti lebih dari 400 peserta yang sebagian besar pemuda Muhammadiyah dan dosen Universitas Muhammadiyah Kupang ini diselenggarakan Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Kupang bekerjasama dengan Setjen MPR RI.
Selain Mahyudin, dalam acara ini juga tampil dua anggota MPR RI sebagai narasumber.
Mereka adalah Ir. Zulfadli, anggota MPR dari Fraksi Golkar dapil Kalimantan Barat, dan Abraham Liyanto, anggota kelompok DPD RI asal NTT.
Dalam kesempatan itu juga hadir dan memberi sambutan Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang Prof. Dr. Hadi Sandi Haryanto, pejabat yang mewakili Gubernur NTT, serta pimpinan Muhammadiyah Kupang, dan lainnya.
Wakil Ketua MPR RI Mahyudin dalam pemaparannya menyatakan, dulu (zaman Orde Baru-red) sosialisasi Empat Pilar ini bernama P-4 (Penataran Penghayatan dan Pedoman Pancasila).
Dulu, jelas Mahyudin, untuk masuk universitas syaratnya harus lulus P-4 pola 100 jam, yang kalau dihitung memakan waktu dua minggu. Habis penataran dievaluasi, dan kalau tidak lulus harus mengulang lagi.
Namun, di era reformasi terjadi perubahan, BP-7 dibubarkan, dan tak ada lagi P-4.
Letakkan Pancasila di atas segalanya
- Eddy Soeparno Tegaskan Komitmen Prabowo Wujudkan Ketahanan Energi
- Biofuel jadi Salah Satu Kunci dalam Dukung Transisi Energi Indonesia
- Kejagung Tangkap Hakim Ronald Tannur, Eddy Soerparno Berkomentar Begini, Tegas
- Megawati Absen ke Acara Pelantikan Presiden, Basarah: Bukan Berarti Menolak Prabowo
- Kurang Fit dan Flu, Megawati tak Bisa Hadiri Pelantikan Prabowo-Gibran
- Pimpinan MPR RI Datangi Jokowi ke Istana, Ini yang Dibahas