Main Pelintir dan Bohong

Oleh Djoko Susilo, Dubes RI di Swiss

Main Pelintir dan Bohong
Main Pelintir dan Bohong
Kata itu pula yang menghantui saya ketika mendapatkan tugas yang berurusan dengan FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional). Terus terang, meski saya bertahun-tahun ditugaskan di luar negeri dan lama menjadi reporter, penugasan saya sebagai wartawan Jawa Pos hampir tidak pernah berurusan dengan olahraga, apalagi FIFA.

Karena itu, ketika sahabat saya, Dr Andi Mallarangeng yang sekarang menjadi Menpora, menelepon saya dengan misi agar saya mengklarifikasi ke FIFA mengenai kisruh PSSI, saya sempat tercenung: Apa bisa?

Untung, sikap bawah sadar saya yang mendarah daging sejak menjadi reporter Jawa Pos segera menggerakkan hati saya: Tidak ada kata "tidak bisa" bagi wartawan Jawa Pos dan itu juga berlaku bagi duta besar yang mengawali karirnya sebagai wartawan di koran ini.

Terus terang, sebelumnya saya buta soal PSSI dan FIFA. Namun, akhirnya saya harus mengerti dan memahaminya dengan baik. Makin saya bongkar-bongkar, masalahnya makin menantang. Juga menjawab sebagian pertanyaan dalam hati saya selama ini: Kenapa pengurus PSSI jika wira-wiri ke Zurich (kantor pusat FIFA) tidak sekali pun mengontak KBRI?

KETIKA saya masih menjadi reporter Jawa Pos, sekitar 25 tahun lalu, ada satu kata yang atas perintah Bos Dahlan Iskan harus dihilangkan dari perbendaharaan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News