Main Pelintir dan Bohong

Oleh Djoko Susilo, Dubes RI di Swiss

Main Pelintir dan Bohong
Main Pelintir dan Bohong
Jelas pihak FIFA pun mengetahui hal itu. Mereka juga tahu tentang tata krama diplomatik. Kalau mengirim surat pun, mereka tidak akan lupa menambahkan singkatan gelar HE atau his excellency (yang mulia). Saya sebenarnya risi disebut dengan gelar his excellency. Tapi, ya mau bagaimana lagi, masalah itu sudah baku dalam tata pergaulan diplomatik.

Yang pertama saya lakukan setelah mendapatkan kontak dengan FIFA ialah memetakan masalah. Setelah saya urai benang kusut yang ada, ternyata memang yang menjadi masalah adalah statuta PSSI. Orang di PSSI ngotot bahwa sudah tidak ada masalah pada statuta tersebut karena sudah disahkan oleh FIFA.

Namun, pihak penentang menganggap pengesahan itu penuh rekayasa. Setelah saya mempelajari secara saksama, ada kecenderungan pengurus PSSI berlindung ke FIFA jika menguntungkannya dan mengabaikan FIFA bila tidak sesuai dengan maunya.

Pangkal kisruh pertama memang pasal 35 ayat 4 yang dalam bahasa Inggris berbunyi, "The members of the executive committees must not found guilty of criminal offence"." Terjemahan wajarnya, "Anggota komite eksekutif tidak pernah terbukti melakukan tindak pidana."

KETIKA saya masih menjadi reporter Jawa Pos, sekitar 25 tahun lalu, ada satu kata yang atas perintah Bos Dahlan Iskan harus dihilangkan dari perbendaharaan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News