Main Pelintir dan Bohong

Oleh Djoko Susilo, Dubes RI di Swiss

Main Pelintir dan Bohong
Main Pelintir dan Bohong
Salah seorang warga saya langsung melapor, "Di ruang ini, orang Asia hanya tiga. Selain kami berdua, ada satu orang Jepang." Dia pun memotret suasana konferensi pers dan memastikan tidak ada wajah Indonesia, selain keduanya.

Besoknya, Jumat siang, masuk laporan kepada saya dari kawan wartawan di Jakarta bahwa pengurus yang mengaku Kamis sore duduk di depan Sepp Blatter itu sudah berada di sekitar Senayan. Itu jelas tidak masuk akal. Sebab, pesawat yang terbang malam dari Zurich adalah Emirates.

Pun, pesawat tersebut tiba di Jakarta pukul enam sore. Bagaimana mungkin pengurus PSSI yang sering diwawancarai wartawan itu Jumat siang sudah ada di Jakarta? Apa dia punya ilmu ngrogoh sukmo sehingga bisa berada di banyak tempat dalam waktu yang sama? Kebohongan itu makin lengkap ketika Minggu, saat ditelepon teman wartawan lain, dia mengaku sedang berada di Milan dan siap pergi ke Zurich lagi untuk mewakili PSSI.

Saya tidak habis heran, bagaimana seorang pengurus teras organisasi olahraga besar bisa berbohong secara kontinyu. Sayang, selama ini banyak di antara kita yang tidak sadar dengan kebohongannya. (bersambung)

KETIKA saya masih menjadi reporter Jawa Pos, sekitar 25 tahun lalu, ada satu kata yang atas perintah Bos Dahlan Iskan harus dihilangkan dari perbendaharaan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News