Mainkan Harga, SPBU Nakal Ditindak

Mainkan Harga, SPBU Nakal Ditindak
Mainkan Harga, SPBU Nakal Ditindak

jpnn.com - JAKARTA—Keputusan pemerintah Republik Indonesia (RI) menurunkan kembali harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium menjadi Rp5.000 per liter dan harga solar dari Rp5.500 menjadi Rp4.800 per liter, menimbulkan reaksi dari sejumlah kalangan.

Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Tubagus Haryono misalnya. Dia meminta Pertamina untuk bersikap tegas terhadap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang menahan BBM serta menjual BBM masih di atas harga yang telah ditetapkan pemerintah saat ini.

"Pertamina memang harus tegas jika ada sejumlah SPBU yang menahan BBM serta menjual BBM di atas harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah saat ini,'' kata Tubagus Haryono pada wartawan di kantornya, Senin (15/12).

Sementara itu di tempat terpisah, salah seorang anggota Komisi VII DPR RI Alvin Lie berpendapat, pemerintah memutuskan untuk menurunkan harga BBM jenis premium dan solar, semata-mata karena tekanan dari publik dan media yang menuntut agar pemerintah lebih transparan, mengingat harga minyak mentah dunia terus merosot. ''Tapi, saya tidak menginginkan dengan penurunan harga BBM ini kemudian disalahgunakan oleh Pak SBY untuk berkampanye,'' katanya,

Dijelaskan, penurunan harga BBM ini hanya menguntungkan pihak pengusaha saja, bila tidak diikuti dengan penurunan tarif transportasi yang dampaknya tentu akan membuat harga-harga kebutuhan lain juga akan mengalami penurunan. ''Jika pemerintah terus-menerus ditekan untuk menurunkan harga BBM bersubsidi, maka bukan tidak mungkin BBM jenis premium ini bisa turun mencapai harga Rp4.000 per liter dan solar Rp3.500 per liter,'' tukasnya.(sid/JPNN)


JAKARTA—Keputusan pemerintah Republik Indonesia (RI) menurunkan kembali harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium menjadi Rp5.000 per liter


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News