Majelis Masyayikh Dorong Penghapusan Dikotomi & Diskriminasi Lulusan Pesantren
jpnn.com, JAKARTA - Majelis Masyayikh terus mendorong terwujudnya peningkatan ekosistem pendidikan pesantren yang memiliki mutu, bukan penyeragaman.
Salah satu upaya konkret itu dilakukan lewat penyelenggaraan Bimbingan Teknis (Bimtek) Sistem Penjaminan Mutu Satuan Pendidikan Muadalah Salafiyah Angkatan I di Jakarta Pusat, pada Kamis (7/11) hingga Sabtu (9/11).
Ketua Majelis Masyayikh KH. Abdul Ghaffar Rozin (Gus Rozin) menyatakan bimbingan teknis ini dilaksanakan dalam rangka memastikan standar mutu pendidikan pesantren terlaksana maksimal.
Karena, sebagai lembaga penjaminan mutu pendidikan Pesantren, Majelis Masyayikh perlu melakukan Bimbingan Teknis kepada perwakilan Dewan Masyayikh, Kepala Satuan Pendidikan, serta Admin (TU) Dewan Masyayikh atau Satuan Pendidikan Muadalah Salafiyah untuk melatih pengimplementasian sekaligus mensosialisasikan Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Muadalah Salafiyah.
Diharapkan dokumen tersebut dapat diimplementasikan di setiap lembaga pendidikan terkait.
Gus Rozin pun menegaskan pentingnya penjaminan mutu dalam pendidikan Pesantren sebagai upaya meningkatkan kualitas dan daya saing Pesantren.
"Penjaminan mutu adalah langkah konkret untuk memastikan pendidikan Pesantren dapat bersaing dan tetap mempertahankan kemandirian serta kekhasannya," ujar Gus Rozin dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (8/11).
Gus Rozin menyoroti proses penjaminan mutu ini merupakan langkah bersejarah di Indonesia.
Majelis Masyayikh terus mendorong terwujudnya peningkatan ekosistem pendidikan pesantren yang memiliki mutu, bukan penyeragaman.
- Mbak Rerie Sebut Permasalahan di Sektor Pendidikan Harus Diurai dari Hulu Hingga Hilir
- Siswa-siswi SWA Bangun 10 Rumah untuk Keluarga Tidak Mampu, Keren
- Achieva Edu, Platform Lead Generation AI Pertama untuk Sektor Pendidikan
- Wakil Ketua MPR: Kualitas Pendidikan Harus jadi Perhatian Semua Pihak
- Warga LDII Diminta Netral, Bijak Menggunakan Hak Pilih di Pilkada
- Sekolah Cendekia Harapan Raih 7 Penghargaan Bergengsi, Hadirkan Pendidikan Berbasis Penelitian