Makan Bersama

Oleh Dahlan Iskan

Makan Bersama
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Maka setiap jam 14.00 saya menjadi guru Mandarin untuk cucu-cucu saya. Selama 1,5 jam.

Kurikulumnya saya sendiri yang menentukan. Bisa lebih tepat guna.

Ternyata yang tiga orang sudah mendapat pelajaran Bahasa Mandarin di Sekolah Ciputra. Saya tes asal-asalan, sudah tahu bahasa itu untuk tingkat dasar.

Maka yang tiga orang lagi saja yang ikut pelajaran saya. Yakni mereka yang sekolahnya di Al Azhar International Surabaya.

Rumah saya menjadi seperti tempat kursus.

Di rumah kami tidak ada pembantu. Istri saya yang jadi pembantu. Mungkin pembantu termahal gajinya. Cuci pakaian, masak, belanja, dan menata rumah dia semua yang melakukan.

Itu sudah menjadi kebiasaan sejak dulu. Sudah biasa sibuk. Mungkin karena kami kawin dulu masih belum bisa membayar pembantu. Mungkin juga karena dia anak sulung dengan adik 11 orang.

Hanya sesekali Kang Sahidin masak sendiri --kalau ia lagi kangen masakan Sunda.

Lebaran nanti kami sudah memutuskan: salat Idulfitri di halaman rumah. Anak-cucu-menantu ikut serta. Kang Sahidin imamnya --saya yang akan khotbah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News