Makan Bersama

Oleh Dahlan Iskan

Makan Bersama
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Salat Tarawih pun kami berempat. Kang Sahidin yang jadi imam. Sabtu malam makmumnya lebih banyak: ketambahan cucu saya, 6 orang.

Lebaran nanti kami sudah memutuskan: salat Idulfitri di halaman rumah. Anak-cucu-menantu ikut serta. Kang Sahidin imamnya --saya yang akan khotbah.

Rasanya kami mulai merasa hidup normal. Istri saya tetap ke pasar tradisional. Dengan prosedur Covid. Pakai masker. Belanjanyi pakai uang pas. Tidak perlu berisiko menerima uang kembalian.

Kalau uangnya lebih dia minta barangnya saja yang ditambah. Atau untuk deposito belanja berikutnya.

Awalnya memang kagok, kata istri saya. ”Ke pasar kok seperti musuhan dengan pedagang,” katanyi. Namun sekarang sudah biasa.

Rasanya, setelah lebaran, kami siap untuk mulai hidup normal --normal baru itu.

Di Tiongkok hidup-normal-baru sudah berjalan normal. Saya hubungi teman-teman saya di sana. Kota-kota besar sudah benar-benar nyaris normal-baru. Semua sudah hidup lagi --kecuali bioskop, panti pijat, dan night club.

Memang tiba-tiba ditemukan penderita baru di Kota Wuhan. Lima orang. Umur di atas 70 tahun. Salah satunya 84 tahun.

Lebaran nanti kami sudah memutuskan: salat Idulfitri di halaman rumah. Anak-cucu-menantu ikut serta. Kang Sahidin imamnya --saya yang akan khotbah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News