Makan Bersama

Oleh Dahlan Iskan

Makan Bersama
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Mereka itu saling bertetangga di sebuah perumahan kelas bawah. Salah satunya sering keluar rumah tanpa masker. Tertular oleh orang yang positif tapi seperti tidak sakit.

Camat dan seluruh pejabat di kecamatan itu dipecat. Karena ada warganya yang keluar rumah tanpa masker.

Sejak peristiwa minggu lalu itu tidak ada lagi ditemukan penderita baru di Wuhan. Yang ada di kota dekat perbatasan Rusia. Kota Jilin itu langsung di-lockdown. Yang boleh keluar kota adalah yang sudah dites negatif.

Tren dunia sepertinya memang itu: siap untuk hidup normal lagi --normal baru.

Saya juga mau kembali makan di restoran. Kalau restoran itu menerapkan normal-baru. Misalnya, meja lebih jarang.

Mungkin perlu ada meja yang disekat kaca bening dan tipis. Agar kita bisa makan bersama dengan kaca pemisah.

Lalu ada sistem suara, yang kalau saya bicara, teman di seberang kaca bisa mendengar. Dan sebaliknya. Kalau yang makan empat orang, ditambah kaca satu lagi melintang.

Empat orang itu bisa makan bersama, saling melihat, saling bicara, tapi terpisah oleh kaca bening nan tipis.

Lebaran nanti kami sudah memutuskan: salat Idulfitri di halaman rumah. Anak-cucu-menantu ikut serta. Kang Sahidin imamnya --saya yang akan khotbah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News