Makan Tak Bayar, Perwira Polisi Dilaporkan Pedagang

Makan Tak Bayar, Perwira Polisi Dilaporkan Pedagang
Makan Tak Bayar, Perwira Polisi Dilaporkan Pedagang
Menurutnya, selama delapan tahun membuka usaha warung makanan dan minuman, Rusli mengaku baru kali pertama mengalami "penembakan" diwarungkan. "Sudah 8 tahun saya jualan disitu, baru kali ini kek gini. Sudah makan dan minum tak bayar," ucapnya.

Dikatakannya, saat merintis warungnya dahulu Rusli mengatakan saat itu hanya sebuah tenda yang dimilikinya. Karena banyaknya supir dan kernek truck galian c yang kerap makan dan minum diwarungnya. Rusli lalu mulai memperbesarnya hingga sampai memiliki sekitar 4 buah pondok untuk para supir makan dan tidur siang tersebut.

"Dari satu tenda biru pertama saya merintisnya, anak-anak saya pun masih lajang semua. Sampai saat ini, nggak taunya gitu sudah besar warungnya malah "ditembak" polisi," ucap pria bertubuh tambun ini menjelaskan pada Posmetro Medan.

Menanggapi itu, pengacara korban Abdi Nusa Tarigan SH mengatakan pada POsmetro Medan pihaknya telah mengadukan ketiga perwira tersebut ke Poldasu. Karena menurutnya, tindakan polisi tersebut tidak bermoral dan sangat merugikan masyarakat miskin.

MEDAN-Merasa kesal, sudah dua hari jualannya tutup karena utang para polsi yang makan dan minum sebesar Rp1,680 juta tak kunjung dibayar. Rusli (50)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News