Makin Banyak Perempuan Bekerja, tetapi Muncul Masalah Baru

jpnn.com, JAKARTA -
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bonus demografi memberikan dampak positif bagi Indonesia.
Direktur Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN Eli Kusnaeli mengatakan Indonesia memiliki peluang untuk terus maju pada saat pandemi COVID-19 dengan memanfaatkan bonus demografi yang ada.
"Bonus demografi ini, jumlah yang menjadi tanggungan lebih sedikit atau angka ketergantunggannya di bawah 50 persen," kata Eli Kusnaeli saat diskusi daring di Jakarta, Rabu (19/8).
Ia mengatakan berdasarkan grafik yang ada, dependency ratio atau angka ketergantungan Indonesia sejak 2010 terus mengalami penurunan dan diperkirakan hingga 2030.
Pada 2010 angka ketergantungan tercatat 50,5 persen kemudian turun menjadi 48,6 persen pada 2015, 47,2 persen pada 2020, 47,2 persen di 2025 dan puncaknya 46,9 persen di 2030.
"Artinya jumlah penduduk yang produktif akan lebih tinggi dari pada yang tidak produktif. Namun, angka ketergantungan kembali naik di posisi 47,3 persen di 2035," katanya.
Ia mengatakan terdapat sejumlah keuntungan dari depedency ratio di bawah 50 persen. Pertama, beban ketergantungan akan lebih rendah.
Artinya, setiap keluarga akan mampu melakukan investasi, mampu mencukupi gizinya, mampu memenuhi kebutuhan pendidikan dan kebutuhan kesehatan.
BKKBN memprediksi, di tahun-tahun mendatang akan makin banyak perempuan Indonsia yang masuk dunia kerja.
- Ketimpangan Gender Masih jadi Persoalan di Indonesia, Perlu Kolaborasi Lintas Sektor
- WRP Indonesia Dukung Perempuan Menjalani Ramadan Lebih Sehat, Punya Bisnis Fleksibel
- Datangi RSCM, PDIP Semangati Pasien Kanker pada Hari Perempuan Sedunia
- Waka MPR: Perlu Political Will Para Pemangku Kepentingan untuk Wujudkan Kesetaraan
- Penyakit Kardiovaskular Jadi Ancaman Utama Para Perempuan, Cek Faktanya
- Waka MPR Harap Patriotisme Perempuan Dapat Dibangkitkan untuk Dorong Kemajuan Bangsa