Makin Banyak Warga Australia Berpikir Ulang untuk Pergi ke Dokter
Tapi sebagian dibebankan kepada pendapatan dari para dokter yang bekerja di klinik tersebut.
"Klinik itu bukan hanya dokter saja, ada manajer, resepsionis, perawat, ada peralatan, sistem komputer, dan berbagai pengeluaran rutin," ujarnya yang sudah menetap selama 22 tahun di Australia tersebut.
Ia juga mengatakan kondisi yang dirasakan para dokter tidaklah seperti di laporan-laporan media yang menuduh "dokter hanya ingin cari uang saja, ingin kaya atas kesusahan orang lain".
Dr Gadi mengatakan semakin banyak klinik yang menerapkan biaya tambahan, atau 'gap', kepada pasien, karena pendapatan para dokter dari Medicare tidak cukup untuk menjalankan klinik.
"Ada dokter yang akhirnya menutup tempat praktek, atau ada yang berhenti dan bekerja di bidang lain," katanya lagi kepada wartawan ABC Indonesia Sastra Wijaya.
Mengenai pembahasan Medicare di sidang kabinet besok, Dr Gadi mengatakan perlunya terobosan dan kreatifitas dari pemerintah untuk bisa menyelesaikan masalah.
Jadi pemerintah perlu mengambil kebijakan yang inovatif dan kreatif, dokter perlu fokus bekerja dengan jujur dan baik," ujarnya.
"Dan masyarakat perlu lebih menghargai keberadaan sistem universal health care yang ada, yang menurut saya merupakan salah satu yg terbaik di dunia."
Laporan terbaru menunjukkan semakin banyak warga di Australia yang menunda atau enggan pergi ke dokter umum karena sekarang harus membayar
- Utak-Atik Anggaran, Maju-Mundur Ibu Kota Nusantara
- Dunia Hari Ini: Presiden Trump Mau Mendeportasi Mahasiswa yang Ikut Unjuk Rasa Pro-Palestina
- Dunia Hari Ini: Pesawat Air Busan Terbakar di Bandara Internasional Gimhae
- Dunia Hari Ini: Delapan Sandera Dalam Daftar Pembebasan Hamas Telah Tewas
- Kenapa 26 Januari Jadi Tanggal Kontroversial di Australia?
- Dunia Hari Ini: COVID Kemungkinan Besar Berasal dari Laboratorium