Makin Brutal, Rusia Bakal Kirim Pembunuh dan Pemerkosa ke Medan Perang Ukraina

jpnn.com, MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin bakal menerapkan wajib militer bagi para penjahat negara itu dan mengirim mereka ke medan pertempuaran di Ukraina.
Kantor berita RIA hari ini melaporkan bahwa Putin telah menandatangani legislasi yang memungkinkan mobilisasi pelaku kejahatan serius ke dalam angkatan bersenjata.
Kebijakan wajib militer ini berlaku bagi mereka yang akan dan sedang menjalani masa hukuman.
Pembunuh, pemerkosa perampok dan pelaku berbagai tindak kriminal berat lainnya dipastikan masuk daftar yang bisa dimobilisasi.
Aturan tersebut mengecualikan penjahat yang dihukum karena pelecehan seks anak, pengkhianatan, mata-mata atau terorisme, kata RIA.
Narapidana kasus percobaan pembunuhan pejabat pemerintah, pembajakan pesawat, aktivitas ekstremis dan penanganan ilegal bahan nuklir dan zat radioaktif juga dikecualikan.
Putin juga mengatakan pada hari Jumat bahwa Rusia telah memobilisasi 318.000 orang ke dalam angkatan bersenjatanya, Interfax melaporkan. Ini melebihi target awal 300.000 yang ditetapkan oleh Menteri Pertahanan Sergei Shoigu.
Putin pada 21 September mengumumkan "mobilisasi parsial" di tengah serangkaian kemunduran militer di Ukraina. Interfax melaporkan
Para penjahat Rusia, termasuk pembunuh, pemerkosa dan pelaku tindak pidana berat lainnya bakal dipaksa bergabung dengan militer untuk dikirim ke Ukraina
- Berdebat Sengit dengan Trump, Zelenskyy Tinggalkan Gedung Putih Lebih Awal
- Presiden AS dan PM Inggris Bertemu Untuk Akhiri Perang Ukraina
- Pembunuh Sadis di Dumai Ditangkap Beberapa Jam setelah Kejadian, Ini Motifnya
- Polisi Kejar 8 Perampok WN Ukraina di Bali, Kerugian Capai Rp3,4 M
- Polda Bali Tangkap Satu Pelaku Perampokan WNA Ukraina, 8 Orang Masih Diburu
- WNA Rusia Merampok Rp 3,4 Miliar Milik Bule Ukraina di Bali