Makin Panas, Inggris Ajak Uni Eropa Usir Diplomat Rusia
jpnn.com, BRUSSEL - Inggris menggalang dukungan untuk melawan Rusia. Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May meminta negara-negara Uni Eropa mengikuti jejak Inggris mengusir diplomat Rusia yang dianggap sebagai mata-mata keluar dari negara mereka.
Pernyataanya itu merupakan buntut dari upaya pembunuhan terhadap Sergei Skripal, bekas agen ganda yang kini menetap di Inggris. May akan menekankan bahwa semua negara Barat rentan terhadap ancaman Rusia.
’’Kita semua berisiko karena ancaman dari Rusia tidak mengenal batas negara,’’ ujar pejabat senior Inggris.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menelepon pemerintah Inggris untuk menyatakan dukungannya. Mereka sepakat bahwa Rusia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia menggelar acara terbuka di Moskow yang dihadiri puluhan diplomat dari berbagai negara.
Acara yang sengaja digelar untuk memaparkan kasus serangan racun di Salisbury, Inggris, itu disiarkan di televisi nasional. Inggris dan Rusia langsung saling tuding.
’’Tak ada yang tahu dengan pasti apa yang terjadi di Salisbury. Mari menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi,’’ ujar diplomat Rusia Vladimir Yermakov yang memimpin acara itu.
Yermakov menuding Inggris terlibat langsung dalam insiden tersebut. Kasus itu sengaja dibuat untuk menghancurkan Rusia. Diplomat Inggris Emma Nottingham menampik tudingan tersebut dan memaparkan bukti-bukti bahwa Rusia-lah pelakunya.