Makin Tertekan, Maduro Gunakan Hukum untuk Gebuk Oposisi
jpnn.com, KARAKAS - Pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro melawan tekanan asing. Melalui Mahkamah Agung (MA), pemimpin 56 tahun tersebut mencekal pemimpin kubu oposisi, Juan Guaido pada Selasa (29/1).
Bersamaan dengan itu, pemerintah membekukan akun bank ketua parlemen yang mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara tersebut. ''Yang bersangkutan (Guaido, Red) telah mengganggu ketenteraman republik ini,'' ujar Ketua MA Maikel Moreno kepada BBC.
BACA JUGA: Krisis Venezuela: Militer Mulai Berpaling dari Maduro
Permintaan untuk mencekal dan membekukan rekening Guaido itu berasal dari Jaksa Agung Tarek William Saab. Keamanan menjadi pertimbangan utamanya. Apalagi, saat ini kejaksaan menyelidiki pemimpin oposisi tersebut atas tuduhan pemberontakan.
Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap Petroleos de Venezuela, BUMN yang dikelola pemerintahan Maduro. AS adalah pendukung utama Guaido dan kubunya.
Karena itu, menurut para pengamat politik, langkah yang dilakukan pemerintahan Maduro terhadap Guaido adalah balas dendam. Mereka berusaha menggagalkan upaya oposisi untuk menggulingkan rezim Maduro.
BACA JUGA: Krisis Venezuela: Guaido Panen Dukungan, Maduro Pamer Pasukan
Di sisi lain, Guaido anteng saja mendengar kabar serangan terhadap dirinya. Menurut dia, itu hanyalah strategi Venezuela untuk menakut-nakuti lawan. ''Kami tetap ada di sini dan akan melanjutkan pekerjaan,'' tegasnya.
Nicolas Maduro kian tertekan akibat besarnya dukungan asing kepada kubu oposisi yang dipimpin Juan Guaido
- Tak Terima Hasil Pilpres Venezuela, Amerika Desak Jagoannya Diakui sebagai Pemenang
- Dulu Kepercayaan Chavez, Eks Menteri Minyak Venezuela Jadi Buronan di Era Maduro
- 8 Tahun Bangkrut, Negara Ini Akhirnya Mengalami Pertumbuhan Ekonomi
- Ada Presiden Sebut Ekonomi Indonesia Terkuat di Dunia, Ini Orangnya
- Astaga, Presiden Venezuela Tuding Takhta Suci Vatikan Menebar Kebencian
- Mulai Melunak, Presiden Venezuela Kirim Sinyal ke Amerika