Makna Australia Day Bagi Warga Aborijin

Makna Australia Day Bagi Warga Aborijin
Makna Australia Day Bagi Warga Aborijin

Dibalik kemeriahan dan keramaian peringatan Australia Day, perayaan kedatangan armada pertama tahun 1788 dan berdirinya bangsa Australia ini melahirkan perasaan campur aduk bagi warga Aborijin. Sebagian dari mereka menyebutnya dengan  ‘Hari Invasi’ atau ‘Hari Penyintas’ yang mengingatkan mereka akan kepedihan dan penderitaan warga Aborijin menyusul kedatangan warga kulit putih di tanah mereka.

Makna Australia Day Bagi Warga Aborijin
Peta Strachan, direktur seni Jannawi Dance Clan

"Saya sudah tampil menari selama bertahun-tahun di pagi hari pada peringatan Hari Australia dan didalam hati dan jiwa saya itu sesungguhnya adalah upacara duka cita,” kata Peta Strachan, keturunan dari klan Boorooberongal dan Direktur Seni dari Jannawi Dance Clan.

Rombongan tari ini akan membuka upacara Hari Australia di Barangaroo Sydney, Selasa besok. "Jika saya menari pada tanggal 26, saya menari untuk nenek moyang kami yang telah meninggal dan melalui semua penderitaan itu," kata Strachan. "Ini pada dasarnya sebagai pengakuan untuk semua nenek moyang kami dan semua penderitaan yang telah mereka lalui ketika Captain Cook tiba." Kelompok tari ini akan menampilkan serangkaian upacara tari termasuk pengasapan, tari bendera dan tarian arwah serta tari menangkap ikan kontemporer yang mewakili perempuan Aborijin di Sydney. "Mereka dulu biasa membawa bayi mereka didalam perahu kano, menyalakan api dan mencari ikan juga, jadi dulu mereka sangat hebat dan luar biasa,” kata Strachan. Makna Australia Day Bagi Warga Aborijin
Jannawi Dance Clan berlatih tarian kontemporer yang akan mereka bawakan pada Hari Australia.
 Dia mengatakan meski banyak penari-penari muda didalam kelompoknya, komunitas Aborijin mendapati mereka kesulitan mendorong generasi muda untuk memelihara warisan budaya dan tradisi mereka sebagai orang Aborijin,” "Sangat sulit, karena hanya sedikit orang seperti kami yang mengajari anak-anak mengenai kebudayaan dan tarian tradisional,” katanya. "Jadi kami berusaha keras untuk mengumpulkan sebanyak mungkin orang dan anak-anak,’ Glen Doyle, yang menari dan bermain didgeridoo bagi klan ini mengatakan pendidikan dan tarian merupakan kunci untuk mewariskan cerita kebudayaan. "Kami kesulitan mengajakanak-anak kami untuk mempertahankan kebudayaan Aborijin dan kita harus merangkul mereka ketika mereka masih kecil,”katanya. "Anak-anak disini telah menari sejak mereka bisa berjalan; dan itu tertanam kuat di dalam diri mereka sehingga hasilnya sangat baik mereka tidak pergi keluar dari jalur dan tidak juga menjadi pemadat narkoba,” "Mereka sudah menemukan tujuan sehingga hal itu tertanam dalam diri mereka kebanggaan terhadap budaya dan identitas mereka,” Sementara itu Strachan menilai Hari Australia seharusnya diperingati pada tanggal lain – sehingga tanggal 26 Januari bisa diperingati sebagai Hari peringatan "untuk mengakui kesakitan dan penderitaan yang terjadi pada penduduk pribumi” — Doyle mengatakan dia melihat peringatan Hari Australia sebagai peluang untuk menatap ke masa depan. "Kita masih menyebutnya sebagai 'Hari Invasi’ sebagai pengingat agar arga Australia tidak pernah lupa pada apa yang terjadi pada kami Bangsa Aborijin bertahun-tahun lalu, dimana tanah kami diambil alih, tapi hal itu merupakan masa lalu,” katanya. "Saya kira Hari Australia saat ini bagi warga pribumi Aborijin harus dimaknai sebagai peringatan untuk melangkah maju dan menjadi bangga dengan diri kita sendiri dan bersatu untuk melangkah maju.” "Jika [Australia] dapat bersatu sebagai satu bangsa maka hasilnya akan sangat bagus, itu langkah yang positif,”   

 


Dibalik kemeriahan dan keramaian peringatan Australia Day, perayaan kedatangan armada pertama tahun 1788 dan berdirinya bangsa Australia ini melahirkan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News