Makna Natal Bagi Keluarga Indonesia Berbeda Keyakinan di Australia
"Kami merayakan Natal bersama keluarga, bukan karena keyakinan agama," kata Dea.
"Pada dasarnya kami senang menghabiskan waktu bersama keluarga dan yang terpenting makan-makan. Suasana Natal terasa sangat bagus karena menandakan musim liburan telah tiba," ujar Dea.
"Saya tidak pernah mendapatkan komentar negatif tentang perayaan Natal kami dari teman-teman masyarakat Indonesia," katanya.
"Anak laki-laki saya bersekolah di sekolah Katolik [meski dia tidak dibaptis] dan orangtua saya beragama Islam, begitu pula ipar perempuan saya yang menikah dengan pria Muslim asal Lebanon."
"Jadi keluarga saya benar-benar keluarga campuran dari segala latar belakang," kata Dea.
Sate ayam jadi hidangan Natal
Acara kumpul keluarga untuk makan siang bersama saat hari Natal juga selalu digelar oleh keluarga Winda Tafsier, warga asal Indonesia yang menikah dengan pria Australia.
"Kami muslim tapi keluarga suami saya bukan muslim. Karena mertua saya sudah sepuh, acara kumpul-kumpul setiap Natal selalu diadakan di rumah kami," kata Winda kepada ABC Indonesia.
"Mereka tahu saya tidak merayakan Natal, tapi kami selalu berkumpul pada hari Natal karena saya menghargai keyakinan mereka," ujarnya.
Di Australia, Natal bukan sebuah ritual keagamaan, tapi jadi tradisi untuk kumpul bersama keluarga besar dengan latar belakang keyakinan dan budaya yang berbeda-beda, termasuk dari Indonesia
- Natal Penuh Kasih dan Sukacita: KKR Natal GBI HMJ Kota Wisata Cibubur Berlangsung Meriah
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Puncak Kenaikan Penumpang di Terminal Amplas Diprediksi Pada 22 Desember 2024
- Rayakan Natal, Bank Mandiri Bagikan Lebih 2 Ribu Paket Bantuan di Seluruh Indonesia
- KAI Tambah Kouta Perjalanan Sepanjang Libur Natal dan Tahun Baru
- 3.667 Personel Satpol PP Siap Amankan Perayaan Natal di 674 Gereja di Jakarta