Maksimal 3 Bulan untuk Upgrade Kilang Premium ke Pertamax
jpnn.com - JAKARTA - Direktur Retail dan Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang menyebut perubahan Premium menjadi Pertamax bukan tidak mungkin dilakukan. Malah, waktu dua atau tiga bulan cukup untuk mewujudkan rekomendasi itu.
Apalagi, kalau kilang milik PT Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban digunakan sepenuhnya oleh Pertamina, realisasinya bisa lebih cepat. "Kalau bisa dioperasikan, tidak perlu lagi ada pencampuran naptha pada jenis tertentu untuk menghasilkan RON 92," katanya, Senin (22/12).
Di samping itu, sesuai refinery development master plan (RDMP), seluruh kilang milik Pertamina akan di-upgrade untuk bisa menghasilkan jenis bahan bakar berkadar baik. "Setiap kilang bisa menghasilkan 200 ribu barel jenis RON 92. Di seluruh kilang milik Pertamina, bukan hanya Kilang Balongan saja," ucapnya.
Seperti diberitakan, Pertamina memang sedang menjalin kerja sama dengan tiga perusahaan minyak asal Jepang, Arab Saudi, dan Tiongkok untuk meng-upgrade kondisi kilang.
Sebab, saat ini enam kilang Pertamina hanya mampu memproduksi 800 ribu barel per hari. Jauh dari kebutuhan nasional yang memerlukan 1,5 juta barel per hari. Kalau proyek sudah disepakati, butuh waktu setidaknya empat tahun kedepan untuk realisasi.
Direktur TPPI, Basya G Himawan mengatakan pihaknya siap bekerja sama untuk mewujudkan peralihan dari Premium ke Pertamax. Kilangnya bisa memproduksi RON 92, ataupun yang lebih rendah.
Kepada Jawa Pos, dia menyebut tidak ada persyaratan khusus agar pemerintah bisa membebankan produksi ke TPPI. "Langsung saja. Kita tunggu kepastiannya," terang Basya melalui sambungan telepon.
Untuk memproduksi, pihaknya siap bekerja sama dengan Pertamina, pemerintah secara langsung, atau secara independen. Untuk kapasitas produksi, kilang TPPI disebutnya bisa menghasilkan RON 92 atau Pertamax sampai 45 ribu barel per hari. Sedangkan Premium 60 ribu barel per hari.(dim/owi/wir/dee)
JAKARTA - Direktur Retail dan Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang menyebut perubahan Premium menjadi Pertamax bukan tidak mungkin dilakukan. Malah,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Mendes Yandri Susanto Sebut BUMDes Penting Cegah Efek Negatif Urbanisasi Bagi Desa
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru