Maksimalkan Program Direct Call, Hilirisasi Harga Mati
jpnn.com, BALIKPAPAN - Program direct call atau kegiatan ekspor-impor langsung dari Kalimantan Timur ke luar negeri hingga saat ini belum berjalan lancar.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim Bidang Logistik Sevana Podung mengatakan, program ini sebenarnya menjadi kesempatan bagi produk lokal untuk go international.
Namun, komponen terbesar dalam struktur ekspor Kaltim adalah migas dan pertambangan batu bara.
Direct call ini diperuntukkan untuk komoditas lain, seperti, pertanian, kerajinan, perikanan, dan lainnya.
“Sayang berbagai komoditas tersebut skala produksinya masih kecil,” kata Sevana, Jumat (8/2).
Sevana mengungkapkan, hingga saat ini direct call tetap jalan. Namun, tidak bisa dimaksimalkan untuk pengiriman setiap hari.
Untuk ekspor direct call, beberapa komoditas tadi harus dikumpulkan jadi satu sampai memenuhi standar minimal ekspor. Setelah itu baru menghubungi ekspedisi untuk dikirim.
“Sejak awal program tersebut, begitulah yang terjadi. Saat ini, dalam sebulan hanya dua trip ekspor direct call yang dilakukan di Pelabuhan Kariangau,” jelas Sevana.
Program direct call atau kegiatan ekspor-impor langsung dari Kalimantan Timur ke luar negeri hingga saat ini belum berjalan lancar.
- Artificial Intelligence Tingkatkan Produktivitas Manufaktur & Daya Saing Indonesia
- Dukung Energi Bersih, KCE Tawarkan Solar Panel untuk Industri & Rumah Tangga
- Beri Asistensi ke Pelaku Industri, Bea Cukai Cikarang Gelar CVC ke 2 Perusahaan Ini
- Iswar Membayangkan Kota Semarang jadi Pusat Pengembangan Ekonomi Jawa, Ini Alasannya
- Prospek Industri Kimia Meningkat, ICIIS 2024 Kembali Digelar
- Dukung Langkah Prabowo Selamatkan Sritex, Komisi VII DPR Bakal Lakukan Ini