Maktab Magribi di Puncak

Maktab Magribi di Puncak
Maktab Magribi di Puncak
Ya, kupu-kupu malam pesanan Tariq rupanya bukanlah kupu-kupu malam biasa. Misdad, Hanan, Tisam merupakan pramuria impor asal Timur Tengah. Di kalangan pelancong Arab, jenis spesies kupu-kupu malam ini dikenal dengan nama magribi. “Turis-turis Timur Tengah memang jarang memesan perempuan lokal. Mereka sudah tahu jika ada kaum magribi di Puncak,” jelas pria yang sudah sepuluh tahun menjadi guide ini kepada Radar Bogor, akhir pekan lalu.

Keberadaan magribi di Puncak memang baru ramai setahun terakhir ini. Sebelumnya, para magribi beroperasi di sejumlah hotel dan tempat hiburan malam khas Timur Tengah di Jakarta. Salah satunya, Cafe D"Layla, Jakarta. Sebarannya pun di Puncak belum banyak, hanya sekitar 15-an orang. Mereka "bermaktab" terpisah-pisah. Karena memang, setiap lima-tujuh perempuan magribi lebih memilih membentuk koloni yang berbeda.

Biasanya, kupu-kupu malam ini bersarang di sebuah salon. Ada dua salon yang kerap ditongkrongi  magribi, yakni Salon Wati dan salah satu lagi di depan Kampung Ciburial, Tugu Utara. Di kedua salon itulah magribi bersolek sembari menunggu orderan dari seorang guide turis Timur Tengah, layaknya Rama.

Untuk bisa menikmati tubuh seksi wanita asal Maroko itu, sambung Rama, para turis cukup merogoh kocek Rp2-3 juta per malam. Dengan kisaran harga itu, magribi menegaskan tidak akan sembarangan menerima orderan. “Mereka disewa dari pukul 19:00 hingga siang hari sekitar pukul 12:00. Tak ada short time. Magribi tak suka karaoke atau semacamnya. Kalau memang diorder, mereka hanya mau berada di dalam vila,” jelas Rama. 

MEREKA datang jauh-jauh dari Timur Tengah ke Cisarua. Bervisa turis, belasan perempuan ras kaukasoid ini tak sekadar datang untuk melancong. Mereka

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News