Mal Khusus Asia di Johannesburg
Catatan Kurniawan Muhammad dari Afsel
Rabu, 16 Juni 2010 – 09:33 WIB
Sesekali juga bertemu dengan warga Afsel yang berkulit hitam. "Ini memang mal-nya orang-orang Asia," kata Sherin, perempuan yang berkenalan dengan saya ketika sama-sama berada di sebuah kafe di mal itu. Sherin adalah warga Afsel berdarah campuran. Ayahnya penduduk asli Afsel berkulit hitam, dan ibunya berdarah India. "Saya tinggal sekitar lima kilometer dari sini," katanya.
Baca Juga:
Sherin mengatakan, warga kulit hitam di Afsel, sangat menghormati keberadaan orang-orang Asia. Terutama yang berasal dari India. "Perekonomian di Afsel, hampir sebagian besar dikuasai orang-orang India," kata perempuan yang mengaku sebagai pengajar di sebuah sekolah menengah di Lenasia itu.
Yang menyenangkan buat saya, fasilitas Wifi tersedia secra gratis di seluruh areal mal itu, meski tidak ada tulisan bahwa areal mal itu dilengkapi dengan fasilitas WIFI. Saya tahunya setelah membuka laptop, dan sinyal Wifi itu langsung bisa tertangkap.
Yang membedakan Trade Route Mall dengan mal-mal lain di Johannesburg yang saya kunjungi, adalah tulisan petunjuk untuk toilet. Di mal itu, untuk menunjukkan toilet laki-laki, adalah gambar pria bercelana panjang. Sedangkan untuk perempuan, digambarkan wajah yang dibalut semacam penutup kepala, mirip seperti jilbab. Petunjuk untuk salat bagi muslim, juga terpasang cukup jelas, yakni bertuliskan: Prayer Room.