Malala
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Kembalinya rezim Taliban langsung dikaitkan dengan fundamentalisme Islam, terutama dikaitkan dengan pemberangusan peran wanita, sebagaimana yang dialami Malala.
Media Barat sudah memublikasikan wawancara dengan wanita-wanita di Kabul dan beberapa kota yang sudah dikuasai Taliban. Mereka rata-rata khawatir kebebasan mereka untuk keluar rumah, bekerja, atau bersekolah, akan hilang begitu Taliban berkuasa.
Berita di media Barat menyebutkan bahwa PPKM ala Taliban sudah diberlakukan terhadap wanita di beberapa kota yang sekarang sudah dikuasai milisi Taliban. Kewajiban memakai burka dan larangan perempuan keluar rumah tanpa muhrim dilaporkan sudah diterapkan di wilayah kekuasaan Taliban.
Taliban sudah membantah hal ini, dan menganggapnya sebagai black campaign dan propaganda Barat yang mendiskreditkan Taliban.
Juru bicara Taliban Suhail Shaheen menyebut pemberitaan itu palsu dan hoaks tanpa dasar dan fakta.
Shaheen mengatakan bahwa Taliban akan tetap menghormati hak-hak perempuan untuk bekerja dan belajar di sekolah maupun universitas, sesuai dengan tradisi dan hukum Islam.
Selama sebulan terakhir, Taliban sudah menguasai 193 distrik di Afghanistan, dan tidak ada penutupan terhadap sekolah atau PPKM terhadap perempuan.
Amerika dan Barat sudah kalah dan "tinggal glanggang colong playu".
Kembalinya rezim Taliban langsung dikaitkan dengan fundamentalisme Islam, terutama soal pemberangusan peran wanita.
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Menlu Retno Perjuangkan Ekonomi Inklusif demi Kemajuan Afghanistan
- Bantu Anak-Anak Afghanistan, Indonesia Kirim 10 Juta Vaksin Polio
- Ingin Gusur Taliban, Front Perlawanan Nasional Afghanistan Harapkan Bantuan Israel
- Andalkan Serangan Quick, Timnas Voli Putra Indonesia Gebuk Afganistan
- Move On dari Kekalahan Lawan Jepang, Timnas Voli Indonesia Gebuk Afghanistan