Malay First
Oleh Dahlan Iskan
Kali ini atas nama Partai Pribumi Bersatu. Sedang yang tujuh kali lalu atas nama UMNO --'Golkar'--nya Malaysia.
Pemilu 2018 memang berhasil menggulingkan UMNO --yang berkuasa selama lebih 50 tahun. Namun Muhyiddin sebenarnya hanya membenci Presiden UMNO yang juga Perdana Menteri Malaysia Najib Razak. Beserta antek-anteknya.
Ia sama sekali tidak membenci UMNO --yang ia anggap dengan sungguh-sungguh pro-orang Melayu.
Ideologi pro-Melayu itulah yang menggundahkan hati Muhyiddin selama dua tahun terakhir. Yakni sejak kemenangan koalisi Pakatan Harapan. Yang di dalamnya tergabung DAP yang memang mendapatkan 42 kursi --terbesar di antara partai yang ada.
Muhyiddin merasa Melayu tersisihkan di koalisi itu.
Selama lebih 50 tahun Melayu telah jadi raja di negeri mereka. Unsur Tionghoa dan India hanya melengkapi saja.
Tiba-tiba hasil reformasi 2018 itu begitu mengecewakan para pejuang Melayu.
Maka Muhyiddin --yang sejak lama memang merasa layak jadi perdana menteri-- melakukan kudeta itu. Ia menjalin kerjasama diam-diam dengan UMNO. Setelah merasa mantap lantas menyatakan partai Pribumi Bersatu keluar dari koalisi Pakatan Harapan.