Malaysia Berdebat Gara-gara Obama

Malaysia Berdebat Gara-gara Obama
Malaysia Berdebat Gara-gara Obama
’’Bisakah seorang Tionghoa, India (maupun anggota etnis minoritas lainnya) menjadi perdana menteri?’’ tulis tokoh oposisi senior Malaysia Lim Kit Siang, yang merupakan seorang etnis Tionghoa, dalam blognya. ’’(Bila itu terjadi) tentu akan ada banyak suara kuat, yang mengatakan ‘tidak’.’’

Pernyataan Lim tersebut langsung mendapat berbagai komentar. Dalam 12 jam, tak kurang dari 100 komentar masuk ke blog pribadi Lim. Salah seorang etnis Melayu yang mengenalkan dirinya sebagai Kasim Amat mengritik bahwa tulisan Lim itu telah menyentuh wilayah sensitif yang potensial menimbulkan kerusuhan di Malaysia. Dan seharusnya, tulis Kasim Amat, semua etnis minoritas menghargai kepemimpinan orang-orang Melayu.

Komentar lain dikatakan Jaymee Goh. Gadis 24 tahun itu mengaku sejak kecil memendam ambisi menjadi perdana menteri. Dan kemenangan yang diraih Obama membuatnya semakin mudah membayangkan bahwa suatu saat Malaysia akan mempunyai pemimpin non-Melayu. ’’Bila Amerika bisa mempunyai orang kulit hitam di jabatan setinggi itu, tidak ada alasan bagi Malaysia melakukan diskriminasi,’’ ujar Goh yang menyinggung senandung “Yes We Can” (Ya Kita Bisa) yang digunakan dalam kampanye Obama. ’’Dan bila mereka bisa, Malaysia tentu juga bisa.’’

Selama ini, Malaysia memang sangat membanggakan keberagaman sukunya. Tapi tetap saja, kaum minoritas kerap merasa dianaktirikan. Mereka mengeluhkan berbagai kebijakan yang mereka anggap kurang bersahabat dengan mereka. Bahkan, banyak juga yang merasa hak-hak agamanya diabaikan. Etnis Melayu Muslim memang dominan di Malaysia, yakni mencapai dua pertiga dari total penduduk 27 juta orang.

KUALA LUMPUR – Kemenangan Barack Obama sebagai Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) langsung menjadi bahan perdebatan di Malaysia. Bahkan,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News