Malaysia Bukan Musuh Bersama
Sabtu, 04 September 2010 – 00:11 WIB
DIA tampil dengan memakai baju batik. Berpeci pula. Maklum, seusai berbuka puasa dengan perajurit TNI di Markas Besar (Mabes) Cilangkap, Presiden SBY juga melaksanakan sholat tarwih bersama dengan petinggi TNI, temasuk purnawirawan seperti Try Sutrisno, Rabu malam (1/9) silam. Suasana yang sangat sipil dan religious itu saja sudah menyimbolkan tidak akan ada pidato keras, misalnya, seperti Komando “Ganyang Malaysia” yang pernah diteriakkan oleh Presiden Soekarno pada 1963 silam. Pemutusan hubungan diplomatic dengan Malaysia pun tak muncul dalam pidato SBY malam itu. Ada banyak hal yang menjadi latarbelakangnya, sebagaimana diungkapkan oleh SBY. Tetapi, factor ekonomi, saya kira ada di benak presiden, sebagaimana realitas konkrit hubungan ekonomi kedua Negara yang memang tak mengada-ada.
Mungkin, harapan segelintir orang saja yang terlalu besar akan ada sesuatu yang mengagetkan. Sayang, opsi yang revolusioner itu bukanlah type seorang SBY, walau bukan berarti pilihannya keliru. Lagi pula zaman sudah jauh berubah dibandingkan dengan era Soekarno yang memang kondang gegap gempita, radikal dan penuh gelora revolusioner.
Baca Juga:
Era “perang” pun sudah kuno, sebagaimana banyak Negara dan warga bumi yang mengecam Perang Irak, perang di Gaza, termasuk di Afghanistan belakangan ini. Siapa yang mengingkari bahwa krisis keuangan di AS pada 2008 lalu, bahkan salah satu penyebabnya adalah Perang Irak yang berbiaya mahal itu? Bayangkan, US$ 15.000 miliar sebulan, dan inilah yang ikut membuat ekonomi AS kolaps, setelah disusul kasus kredit perumahan dan aksi short selling para spekulan di bursa saham.
Baca Juga: