Malaysia Caplok Beras dan Garam Dari Nunukan
jpnn.com - NUNUKAN – Beberapa produk pertanian di Kecamatan Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara banyak “dicaplok” Malaysia. Hal itu tak lepas dari kondisi perdagangan di daerah perbatasan.
Semua hasil produksi pertanian di Krayan dibawa ke Malaysia. Di antaranya ialah beras adan dan garam gunung. Pihak Malaysia akan membuka kemasan garam gunung dan beras adan dari Krayan.
Setelah itu, kemasan diganti dengan yang logo Malaysia. Sebab, jika tetap menggunakan kemasan Krayan akan sulit dipasarkan.
“Dengan bebas masyarakat di Malaysia mengganti kemasan hasil produksi pertanian masyarakat Krayan seperti beras adan dan garam gunung,” kata Sekretaris DOB Kabupaten Krayan Helmi di laman Radar Nunukan, Minggu (21/8).
Menurutnya, garam gunung tidak memiliki hak paten sehingga ketika Malaysia ingin menganti kemasannya tidak banyak yang memprotes. Terkecuali beras adan sudah memiliki sertifikat indikasi geografis sehingga Malaysia tidak bisa mengubah kemasannya.
Namun, hal itu ternyata tetap dilakukan Malaysia. Dia menambahkan, yang menjadi kendala saat ini ialah semua produk yang ada di Kecamatan Krayan dicaplok Malaysia. Hal itu tidak bisa dibendung.
Sebab, wilayah perbatasan saat ini tidak memiliki pintu masuk yang resmi. Untuk melakukan perdagangan masih berjalan bebas di Krayan tanpa dipungut cukai dan pajak.
“Hasil produksi garam gunung yang banyak ada di Krayan, namun ketika dipasarkan di Malaysia, garam gunung tersebut tidak pernah disebutkan dari Krayan karena pembungkusnya sudah berganti,” ujarnya. (nal)
NUNUKAN – Beberapa produk pertanian di Kecamatan Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara banyak “dicaplok” Malaysia. Hal itu tak lepas
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Banjir Masih Merendam Dua Ruas Jalan di Jakbar
- Jadwal Keberangkatan Kereta Api Stasiun Bandung Berubah, Ini Daftarnya
- Ternyata Ada 16 Kendaraan yang Ditabrak Bus Pariwisata dari Bali
- Bus Pariwisata dari Bali Menabrak 4 Mobil dan 2 Motor di Kota Batu, 4 Meninggal
- Honorer Database BKN Menolak jadi PPPK Paruh Waktu, Waduh
- Konon Ada Guru Honorer Tidak Tahu Info Rekrutmen PPPK, Kok Bisa?