Malaysia Terancam Perang Sipil

Pejuang Moro Siap Bantu Sultan Sulu

Malaysia Terancam Perang Sipil
Malaysia Terancam Perang Sipil
Dari Filipina, Nur Misuari, pimpinan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) minta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) turun tangan menangani konflik di Sabah agar tidak membesar. Nur Misuari juga menawarkan dirinya menjadi mediator konflik antara Malaysia dan Sulu. "Tapi syaratnya, pemerintah Filipina tidak boleh terlibat," tutur Nur Misuari kepada harian The Philippine Star di Manila kemarin.

      

Misuari juga me-warning Perdana Menteri Malaysia Najib Razak agar tidak menganiaya warga keturunan Moro yang tinggal di Sabah. Dia minta Najib Razak menurunkan intonasi suaranya bila menyebut warga Moro atau Sulu. "Darah para saudara kami di sana (Sabah) adalah suci. Kami tidak ingin situasi yang berkembang di sana memicu kami untuk ikut berperang. Kami tidak suka itu," imbuh Misuari.

      

Gapul Hajirul, ketua divisi politik MNLF, mengingatkan Malaysia agar lebih bijak karena konflik di Sabah bias berkembang menjadi perang sipil. Menurut dia, saat ini lebih dari 8.500 warga Sabah merupakan keturunan suku Sulu, Tausug, dan Moro yang berpotensi mendukung Kesultanan Sulu. "Saya khawatir terjadi perang sipil karena ribuan orang keturunan bangsa kami tinggal di Sabah. Saudara-saudara kami suku Tausug, Sulu, dan Samal di Tawi-Tawi (pulau Filipina yang berdekatan dengan Sabah) bias ikut berperang di Sabah," kata Hajirul.

      

Sementara itu, Abraham Idjirani, juru bicara Kesultanan Sulu, menuding pasukan Malaysia telah membunuh seorang imam bersama empat orang putranya di wilayah Semporna. Imam ini diduga membantu pelarian beberapa orang keponakan Sultan Sulu Jamalul Kiram III.

      

SABAH - Angkatan bersenjata Malaysia kini tak lagi memandang sebelah mata kemampuan pasukan Kesultanan Sulu yang menyusup ke Negara Bagian Sabah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News