Malu Dong, Masyarakat Ekonomi Mampu Kok Masih Pakai Gas 3 Kg

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai, kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram merupakan permasalahan klasik yang selalu timbul setiap tahunnya.
Ini terjadi karena, gas melon yang notabene menjadi hak masyarakat miskin, justru digunakan kelompok masyarakat mampu.
"Malu dong, masa masyarakat dari golongan berada masih pakai gas melon. Harusnya masyarakat berada tidak mengambil apa yang menjadi hak masyarakat miskin," kata Mamit dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (4/8).
Karena masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas masih menggunakan gas melon, stoknya sering habis di tengah jalan hingga akhirnya terjadi kelangkaan. Kelompok masyarakat ekonomi lemah yang berhak pun dirugikan.
Biasanya, kata Mamit, kelangkaan akibat tidak adanya pembatasan distribusi.
“Masyarakat mampu, masih banyak kedapatan menggunakan elpiji ukuran 3 Kg. Ini juga terjadi karena disparitas harga dengan elpiji non subsidi yang masih besar,” ujar pengamat energi ini.
Mamit berharap, kelompok masyarakat mampu, tidak menggunakan gas elpiji 3 Kg karena merugikan kelompok masyarakat ekonomi lemah.
Seperti para pedagang kecil yang memang lebih berhak mendapatkan gas elpiji 3 Kg.
Pengamat energi menyayangkan gas elpiji 3 kilogram hingga hari ini masih banyak digunakan kelompok masyarakat mampu.
- Rivqy: Tindak Tegas & Usut Tuntas Komplotan Pengoplos Gas
- Polda Kalsel Sita 179 Tabung Elpiji 3 KG yang Dijual di Atas HET
- Bareskrim Bongkar Kasus Penyalahgunaan LPG Subsidi, 5 Tersangka Ditangkap
- Sebegini Harga Elpiji 3 Kg di Jakarta Menjelang Ramadan
- Polisi Bongoar Kasus Pengoplosan Elpiji di Bekasi & Jakarta, 5 Dokter Ditangkap
- Komisi XII Tinjau Ketersediaan Stok Elpiji 3 Kg di Kembangan