Mama Ratna Si Tersangka Makar Berharap Diberi SP3
jpnn.com - JAKARTA - Aktivis hak asasi manusia (HAM) yang kini menjadi tersangka upaya makar, Ratna Sarumpaet menyebut polisi telah salah tangkap saat menciduknya jelang Aksi 212 pada 2 Desember lalu. Ratna yang ditangkap di Hotel Sari Pan Pacific itu pun meminta polisi menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3) atas kasusnya.
“Kalau memang sudah salah tangkap ya sudah dikasih hak salah tangkap yaitu SP3. Ya kan gak ada juga orang yang super-benar,” kata Ratna di Polda Metro Jaya, Kamis (22/12).
Dia juga akan meminta petinggi Front Pembela Islam (FPI) Habib Husein Alatas untuk menjadi saksi yang meringankan bagi dirinya. Sebab, FPI yang mengajak ibunda Atiqah Hasiholan itu mengikuti Aksi 212.
“Dia (habib) bilang, ‘Ratna kita plot di VIP Aksi 212, bukan makar’,” tutur seniman teater asal Tarutung, Sumatera Utara itu.
Selain itu, Ratna juga akan membawa sekretaris pribadinya, Meva untuk menjadi saksi meringankan. Hal itu untuk menangkis sangkaan polisi bahwa pendiri Ratna Sarumpaet Crisis Centre itu merencanakan makar.
“Menurut saya itu cukup. Artinya cukup menjadi alibi saya bahwa saya gak seperti yang kalian tuduhkan,” tambah Ratna.
Seperti diketahui, polisi menetapkan Ratna Sarumpaet bersama tujuh orang lainnya sebagai tersangka makar dengan memanfaatkan massa Aksi 212 untuk menduduki gedung DPR/MPR. Namun, polisi menciduk Ratna sebelum Aksi 212 digelar di Monas.(elf/JPG)
JAKARTA - Aktivis hak asasi manusia (HAM) yang kini menjadi tersangka upaya makar, Ratna Sarumpaet menyebut polisi telah salah tangkap saat menciduknya
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan