Mampukah Indonesia Jadi Mediator Taliban dan Pemerintah Afghanistan?
Kepada ABC (30/7/2019), politikus Partai Golkar ini mengatakan hadirnya Indonesia dalam proses mediasi konflik yang berusia 20 tahun tersebut bisa berdampak luas.
Photo: Sri Nanto. (Supplied)"Tentu saya berharap dengan adanya pertemuan ini Indonesia bisa membantu membuat perdamaian di Afghanistan sehingga konflik yang berkepanjangan ini bisa berhenti."
"Dan ini bisa membantu juga memberantas segala macam kelompok-kelompok ekstrim radikal yang berkembang di seluruh dunia," kata lulusan universitas di Amerika Serikat ini.
"Semoga ini membuka chapter baru perdamaian di mana Indonesia berperan," tutur Dave yang juga putra mantan Ketua DPR Agung Laksono.
Meski demikian, Sri Nanto menjelaskan Indonesia harus berhati-hati dalam mengemban tugas internasionalnya. Apalagi mengingat sejarah politik di Afghanistan sendiri.
"Secara sejarah, Afgan memang negeri yang sulit ditaklukan oleh orang luar, sejak zaman Alexander the Great," jelasnya.
"Oleh karenanya sering dianggap sebagai buffer zone bagi kepentingan yang lebih besar namun juga bukan berarti di sana tidak ada modal sosial yang dapat dijadikan landasan bagi pembangunan perdamaian."
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata