Mampukah Indonesia Selamat dari Resesi Ekonomi? Ini Jawaban Sri Mulyani
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 bisa kembali ke tren positif hingga 0,4 persen (year on year/yoy).
Sebelumnya, pada kuartal II 2020 laju Produk Domestik Bruto diperkirakan terkontraksi hingga negatif 4,3 persen (yoy).
Bu Ani, panggilan Sri Mulyani, dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Selasa, mengatakan ekonomi Indonesia bisa kembali positif di kuartal III 2020, jika penanganan pandemi COVID-19 berjalan efektif, sehingga kegiatan-kegiatan ekonomi di tanah air bisa dibuka kembali.
Resesi merupakan keadaan di mana ekonomi suatu negara terkontraksi selama dua kuartal (periode) atau lebih.
Di kuartal II 2020, yang diperkirakan sebagai fase terberat dari pandemi COVID-19 sejauh ini, pemerintah memproyeksikan laju ekonomi akan negatif ke 4,3 persen.
Nah, jika ekonomi Indonesia di kuartal III 2020 mampu berbalik ke tren positif, maka Indonesia lolos dari jeratan resesi ekonomi.
“Kalau penanganannya efektif, dan berjalan seiring dengan pembukaan aktivitas ekonomi, maka kondisi ekonomi bisa recover (pulih) pada kuartal III dengan ‘positive growth’ (pertumbuhan ekonomi positif) 0,4 persen,” ujar Bu Ani usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo.
Di masa pandemi global COVID-19, Singapura dan Korea Selatan sudah terlebih dahulu mengalami resesi setelah laju ekonomi di kuartal I dan II terkontraksi.
Sri Mulyani mengatakan ekonomi Indonesia bisa kembali positif dengan sejumlah keadaan. Apa itu?
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku
- Buntut PPN 12 Persen, Pemerintah Bebaskan PPH ke Pekerja Padat Karya
- Ternyata Daging hingga Listrik Kena PPN 12 Persen, Begini Kriterianya
- Tarif PPN Resmi jadi 12 Persen, Sri Mulyani: Masih Relatif Rendah
- Menkeu: APBN Defisit Rp 401 Triliun
- Menkeu Sri Mulyani Buka-bukaan soal Nasib Ekonomi Indonesia pada 2025