'Mana anakku... Mana anakku... Anakku tidak Matikan?'

'Mana anakku... Mana anakku... Anakku tidak Matikan?'
Keluarga menangis histeris di depan jenazah Riki Pradana Sinaga di rumah duka, Sabtu (5/11). Foto: metrosiantar/jpg

jpnn.com - SIMANLUNGUN - Kabar kasus pembunuhan sadis yang menewaskan Riki Pradana Sinaga, 18, langsung sampai ke telinga Sumarni, bibi korban yang juga Pangulu Bah Tobu.

Ia pun langsung bergegas ke tempat kejadian setelah mendapat informasi dari warga terkait aksi pembunuhan sadis itu.

Melihat tubuh dan wajah korban terluka parah, korban pun langsung dilarikan ke RS Horas Insani. 

“Tapi karena luka yang dideritanya cukup parah, pihak rumah sakit menyarankan agar korban dirujuk ke RSUD Dr Djasamen saragih Pematangsiantar,” jelasnya.

Namun sayang, saat mendapatkan perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr Djasamen Saragih sekira pukul 00.30 WIB pada Sabtu (5/11), nyawa korban tak tertolong. 

Riki pun menghembuskan nafas terakhirnya.

Di rumah sakit, ibu, adik dan kakek korban histeris begitu mengetahui anak dan cucu kesayangannya telah tiada. 

Mereka langsung lunglai dan tak sadarkan diri. Begitu sadar kembali, ibunya bernama Legiani berteriak-teriak. 

SIMANLUNGUN - Kabar kasus pembunuhan sadis yang menewaskan Riki Pradana Sinaga, 18, langsung sampai ke telinga Sumarni, bibi korban yang juga Pangulu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News