Mana Bukti Pemerintah Panik Gara-Gara Rupiah?
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno meyakini, sampai saat ini pemerintah tidak panik menghadapi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD).
Pasalnya, belum ada efek dahsyat yang terjadi akibat melemahnya nilai tukar rupiah. Perekonomian masyarakat masih tetap stabil sampai saat ini.
"Kehidupan ekonomi bangsa masih berjalan normal tanpa kemelut. Bahkan, saat Asian Games kemarin, animo rakyat cukup luar biasa. Seakan tak ada masalah dengan rupiah," ujar Adi kepada JPNN, Jumat (5/9).
Selain itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini juga melihat daya beli masyarakat masih stabil. "Meski begitu, pemerintah harus prepare dari segala kemungkinan terjadinya resesi ekonomi," ucapnya.
Menurut pengajar di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta ini, pemerintah tidak mungkin terus menerus berharap kondisi rupiah membaik secara alamiah, menunggu perang dagang dunia usai.
"Ingat, peristiwa ekonomi itu cepat terjadi, makanya harus segera diantisipasi dampaknya," katanya.
Adi menyebut, terlambat mengantisipasi hanya akan membawa Indonesia terpuruk. Jika itu yang terjadi, maka untuk bangkit kembali dibutuhkan waktu yang cukup panjang. Tidak bisa serta-merta seperti membalik telapak tangan.(gir/jpnn)
Pengamat politik Adi Prayitno meyakini, sampai saat ini pemerintah tidak panik menghadapi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD).
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Rupiah Anjlok Lagi, Per USD Tembus Rp 16.313
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu
- Rupiah Hari Ini Terkerek Pelantikan Presiden Prabowo Subianto
- Ramalan Bank Indonesia Bikin Peluang Rupiah Melaju ke Level Rp 15.500
- Fundamental Ekonomi Menguat, Kurs Rupiah akan Membaik