Mandiri Tunas Finance Bukukan Pembiayaan Rp 18,6 T
Namun, MTF masih bisa menerapkan manajemen risiko yang ketat dalam proses kredit. Buktinya, rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) masih berada di level aman.
”Kami berhasil menjaga NPF 1,49 persen. Dengan pencadangan yang kuat, level tersebut masih aman,” ujarnya, Rabu (8/3).
Pertumbuhan lending dengan NPF yang terjaga menghasilkan peningkatan laba bersih 9,1 persen.
Laba bersih tumbuh menjadi Rp 335 miliar dari yang sebelumnya Rp 307 miliar pada 2015.
Dari sisi pendapatan, perseroan mencatat kenaikan, dari Rp 1,28 triliun pada 2015 menjadi Rp 1,52 triliun pada tahun lalu.
”Jadi, pertumbuhan lending kami paralel dengan pertumbuhan pendapatan, yang pada akhirnya menghasilkan profit bagi perusahaan,” sambung Ignatius.
Liabilitas perseroan tumbuh 24 persen karena peningkatan pinjaman bank. Kontribusi pinjaman bank mencapai 56 persen terhadap total liabilitas.
Aset perseroan tumbuh menjadi Rp 11,40 triliun, dengan kontribusi piutang pembiayaan konsumen mencapai 87 persen terhadap total aset.
PT Mandiri Tunas Finance (MTF) berhasil tumbuh positif di tengah ketidakpastian ekonomi dan pertumbuhan sektor otomotif yang kurang kondusif.
- Usut Kasus Gratifikasi Pejabat Bea Cukai, KPK Periksa Pihak Mandiri Tunas, Maybank, hingga Bussan
- Mandiri Tunas Finance Tebar Promo Pembiayaan Kendaraan di GIIAS 2023
- Harpelnas: Mandiri Tunas Finance Resmikan Customer Experience Lounge
- Lulus Kuliah Pengin Mobil Baru? Nih Paket Kreditnya
- MTF: Kredit Kendaraan DP 0 Persen Lebih Berisiko
- Roni: Pelaku Bukan Bakar Diri tapi Sengaja Membakar Kantor