Manfaat Bepergian Keliling Dunia Solo Menurut Backpacker Perempuan

Tentu saja, Australia bukanlah tujuan beresiko utama bagi wisatawan perempuan.
Tetapi untuk semua kehangatan malam musim panas dan aksen khas Australia yang mengundang turis, negara ini masih menjadi bagian dari budaya patriarki global yang menerapkan kekerasan untuk mengunci perempuan keluar dari ruang publik.
Juliet Bennett, direktur dari Yayasan Perdamaian Sydney dan kandidat PhD di Universitas Sydney, juga mendesak perempuan untuk terus bepergian sendiri.
Juliet mengatakan, perempuan yang bepergian sendiri harus bijaksana, peringatan perjalanan seringkali melebihkan resiko dan meremehkan manfaat.
Ia mengakui bahwa perempuan mungkin menghadapi tantangan tambahan dalam budaya yang menindas perempuan di ruang publik, tetapi sekaligus menegaskan peran wisatawan perempuan yang mengunjungi negara-negara ini merupakan salah satu yang penting.
"Perempuan yang bepergian solo bisa menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama, dan bisa menginspirasi perempuan dalam budaya yang lebih menindas melihat bahwa alternatif itu mungkin," sebutnya.
Pernyataan Julieet adalah sebuah pengingat bahwa, di antara banyak ancaman terhadap kesejahteraan perempuan, budaya-lah yang berusaha untuk mengikat perempuan ke dalam ketaatan dan ketergantungan.
Pernyataan Julieet adalah sebuah pengingat bahwa, di antara banyak ancaman terhadap kesejahteraan perempuan, budaya-lah yang berusaha untuk mengikat perempuan ke dalam ketaatan dan ketergantungan.
Sejak kematian ‘backpacker’ perempuan di Ekuador terungkap, pelancong perempuan dari berbagai negara membagi pengalaman perjalanan solo
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia