Manfaatkan Baterai Panel Surya, Australia Akan Mulai Tinggalkan Aliran Listrik

Panel surya yang dilengkapi dengan baterai dianggap sebagai cara yang murah untuk mendapatkan listrik dalam tiga tahun ke depan. Demikian laporan terbaru dari Dewan Iklim Australia.
Yayasan non-profit tersebut mengatakan penyimpanan baterai dengan tenaga surya ini akan menjadi 'revolusi' bagi Australia dalam mengakses listrik, yang memungkinkan rumah-rumah menjadi lebih mandiri.
Dengan kapasitas penyimpanan baterai yang diperkirakan akan tumbuh 50 kali lipat dalam waktu satu dekade, laporan tersebut juga menemukan jika di tahun 2018 mendatang, teknik tersebut akan memiliki biaya yang kompetitif dengan sambungan listrik biasa.
Dengan biaya sambungan listrik yang terus menjadi lebih mahal, Australia bisa menjadi nomor satu dalam pasar penyimpanan baterai rumah di dunia.
"Siapapun yang memiliki PV [sel fotovoltaik] di atap, mereka sudah tahu jika mereka pun dibayar -mungkin sepersepuluh dari biaya mereka untuk membeli listrik dari sambungan biasa," kata Dewan Iklim, Andrew Stock.
"Jika mereka memiliki alat, baterai, maka dapat menyimpan kekuatan surplus energi di siang hari, kemudian menggunakannya di malam hari. Berarti mereka akan mengontrol lebih banyak soal tagihan listrik mereka."
Pada bulan April lalu, Tesla, perusahaan teknologi dan otomotif yang berbasid di Amerika Serikat, meluncurkan Powerwall, sejenis baterai lithium ion yang murah. Dalam waktu singkat harganya meningkat tajam hingga akhirnya perusahaan tersebut membangun pabrik raksasa yang dibangun di Nevada.
Diperkirakan baterai produksi perusahaan tersebut mencapai harga $5.500 atau hampir mencapai Rp 60 juta.
Panel surya yang dilengkapi dengan baterai dianggap sebagai cara yang murah untuk mendapatkan listrik dalam tiga tahun ke depan. Demikian laporan
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam