Manfaatkan Pembajakan Lagu Agar Tiket Konser Laris
jpnn.com - LONDON - Maraknya pembajakan seolah menjadikan internet sebagai musuh utama para seniman di dunia. Begitu karya mereka diubah dalam format digital kemudian disebar di internet, dipastikan selamanya para seniman takkan mendapat royalti dari mereka yang mengunduh karya-karya mereka. Tak heran, banyak seniman dan perusahaan rekaman atau film sepakat membentuk organisasi khusus untuk memerangi aksi pembajakan lewat dunia maya.
Perjuangan yang berlangsung selama puluhan tahun itu tak pernah tuntas. Ibarat jamur di musim hujan, kalaupun ada yang berhasil diseret ke meja hijau, tetap saja bermunculan hasil bajakan di di belahan dunia lainnya. Begitu seterusnya, dan tak pernah berhenti. Sekali lagi, tak heran banyak pekerja seni yang memilih istirahat panjang bahkan pensiun, dibanding terus menghasilkan karya seni tapi ujung-ujungnya dibajak.
Namun, hal berbeda justru ditunjukkan grup heavy metal Iron Maiden. Grup beranggotakan 6 musisi yang dimotori vokalis Bruce Dickinson ini malah membiarkan lagu-lagu mereka dibajak lewat jaringan berbagi file BitTorrent.
Dengan dibantu perusahaan analisis musik, Musicmetric, pemilik hit "Be Quick or Be Dead" itu mendapatkan data di negara mana saja lagu mereka paling sering dibajak. Hasilnya, pengguna internet Brasil tercatat sebagai pembajak paling aktif dengan jumlah download mencapai 463.467 file ilegal.
Karya-karya Steve Harris, Steve Murray, Nicko McBrain, Adrian Smith, Bruce Dickinson dan Janick Gers itu juga populer di kalangan "metal head" Chili. Sebab, dari total pengguna setiap 100 ribu pengguna internet di Chili, 1.300 total 70.932) mengunduh lagu karya grup asal London, Inggris itu.
Data yang diambil dari lalu-lintas pertukaran data BitTorrent itu kemudian dijadikan dasar manajemen Iron Maiden untuk menggelar tur dunia dengan fokus utama Amerika Selatan. Cara itu ternyata berhasil. Tiket konser pertama mereka di negara kecil seperti Paraguay terjual habis. Ini juga terjadi di negara-negara lain di belahan Amerika Selatan.
Fans Iron Maiden pun sepertinya tersadar bahwa lebih asyik menyaksikan langsung konser dibanding mendengarkan lewat lagu hasil bajakan. "Masih ada cara mengubah fans yang tadinya gemar membajak, menjadi fans yang mau membayar," ucap Gregory Mead, CEO sekaligus pendiri Musicmetric seperti dikutip dari Billboard, Jumat (27/12).
Intinya, memerangi aksi pembajakan tak selamanya harus lewat jalur hukum. Lebih bermanfaat mengajak mereka mendatangi tempat konser dengan dasar kegemaran mereka mengunduh lagu-lagu favorit.(pra/jpnn)
LONDON - Maraknya pembajakan seolah menjadikan internet sebagai musuh utama para seniman di dunia. Begitu karya mereka diubah dalam format digital
- Denny Sumargo Beberkan Alasan Satroni Rumah Farhat Abbas, Khawatir Keselamatan Istri
- Dilaporkan Farhat Abbas, Denny Sumargo Siap Bersikap Kooperatif
- Pertunjukan Balet 'Le Corsaire Jakarta' Digelar Selama 2 Hari
- Dikabarkan Belum Lapor LHKPN, Raffi Ahmad: Lagi Proses
- Dipolisikan Farhat Abbas, Denny Sumargo Enggan Ambil Pusing
- Rindu Akhirnya Menyatukan Adikara dengan Andien