Mangku Liyer Menuai Berkah dari Beredarnya Novel dan Film Eat, Pray, Love

Penasaran, Turis pun Berbondong untuk Melihat Tempat Syuting

Mangku Liyer Menuai Berkah dari Beredarnya Novel dan Film Eat, Pray, Love
TAMBAH SIBUK: Mangku Liyer melayani tamu asing di rumahnya, Desa Banjar Pengosekan Kaja, Ubud, Gianyar. Foto : Sentot Prayogi/Radar Bali/JPNN

Memang, kediaman Mangku Liyer yang tidak begitu mewah memiliki daya tarik tersendiri. Rumah itu dinilai masih layak untuk menggambarkan suasana romantis seperti yang pernah dialami Gilbert puluhan tahun silam. Karena itu, rumah tersebut disulap sedemikian rupa sehingga terkesan kuno.

Pemutaran perdana film yang 30 persen berlokasi di Pulau Dewata itu dilangsungkan di New York pada 14 Agustus 2010. Saat itu, artis Christine Hakim ikut hadir dengan busana adat Bali. Kendati belum diputar di bioskop-bioskop Indonesia, sudah banyak yang penasaran dengan rumah Liyer yang menjadi tempat pengambilan gambar film tersebut.

Keluarga Liyer pun seperti menikmati berkah dari terbitnya novel dan film EPL. Bagaimana tidak. Hampir setiap hari puluhan tamu mendatangi rumah mereka. Bahkan, selain ingin melihat-lihat rumah, kebanyakan tamu juga meminta diramal nasibnya. Sebagian lagi meminta pengobatan kepada Liyer.

Bisa dihitung pemasukan yang diterima keluarga Liyer. Sebab, untuk setiap tamu asing dan luar Bali, Liyer mematok tarif Rp 250 ribu. Untuk pasien lokal, dia tidak memungut tarif. Pasien cukup menyiapkan sesaji untuk berdoa.

Nama Mangku Ketut Liyer semakin moncer sebagai ’’orang pintar’’. Tidak hanya di Bali, tapi juga di dunia internasional. Semua

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News