Manohara Odelia Pinot setelah Sepuluh Hari Kumpul Keluarga
Di Rumah, Hindari Bicara Kasus Penganiayaan
Kamis, 11 Juni 2009 – 06:17 WIB

Manohara Odelia Pinot setelah Sepuluh Hari Kumpul Keluarga
Daisy pun menghadapi kebandelan lain Mano. Yakni, sulit bangun pagi. Karena itu, Daisy harus selalu mengingatkan untuk salat Subuh. Daisy ingin agar salat yang dilakukan saat hari masih gelap itu berlangsung berjamaah. Tapi, itu jarang bisa dilakukan. Mano dan Dewi kompak bangun kesiangan. ''Akhirnya saya sendiri yang salat, setelah itu baru anak-anak yang saya bangunkan,'' katanya lantas terkekeh.
Daisy memang berusaha membiasakan mereka bertiga untuk salat bersama. Terutama untuk salat wajib. Itu dia lakukan sejak mereka masih tinggal di Prancis bersama ayah yang nonmuslim. Kebiasaan itu pun tetap mereka lakukan hingga kembali ke Indonesia. Apalagi, sejak mereka terbelit kasus dengan pihak Kerajaan Kelantan, Malaysia.
Mano pun mulai kembali pada kegemaran lama. Yakni, membaca buku-buku. Yang paling dia suka adalah buku-buku tulisan Paulo Coelho. ''I read The Alchemist, Zahir, and Eleven Minutes. I also have The Fifth Mountain (buku tulisan Paulo Coelho lainnya, Red), tapi belum sempat membaca,'' katanya lantas terkekeh.
Kata Mano, buku-buku Coelho memberi dia kebijaksanaan menghadapi hidup. Dalam The Alchemist, misalnya. Buku itu menceritakan tentang orang-orang yang selalu berusaha mengejar mimpinya. Apa pun cobaan yang dialami. ''It gives wisdom of life (buku-buku itu memberi kebijaksanaan tentang kehidupan),'' ujarnya.
Kekompakan keluarga Daisy Fajarina kini semakin utuh dengan kembalinya Manohara Odelia Pinot. Mano yang selama 2,5 bulan terpisah dari keluarga,
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu