Mantan Kades Terlibat Kasus Mafia Tanah, Simak Pengakuannya di Hadapan Polisi
“Ide awal pembuatan dokumen SHM itu dari saya sendiri," katanya.
Dia mengatakan untuk satu surat tanah palsu ditawarkan kepada korban senilai Rp 4,5 juta.
"Dari Rp 4,5 juta itu saya bagi dua dengan EK masing-masing mendapatkan Rp 2.250.000,"kata dia.
Dalam menjalankan aksinya, YS mengaku belajar dari internet untuk membuat sertifikat tanah palsu.
“Setelah diedit, saya print hasilnya seperti SHM yang asli, hanya saja ada beberapa yang membedakan," kata dia.
Dirreskrimum Polda Sumsel Kombes M Anwar Reksowidjojo mengatakan selain menangkap kedua pelaku, mereka juga menyita sejumlah barang bukti.
Total ada 19 lembar surat hak milik (SHM) tanah palsu, 16 bundel SPH (surat pengakuan hak), dua buah laptop merek Lenovo, flashdisk yang berisi dokumen SHM dan SPH palsu serta sejumlah perlengkapan percetakan.
"Kedua pelaku dikenakan Pasal 263, 264 dan 266 KUHP tentang Pemalsuan dengan ancaman hukuman selama tujuh tahun penjara," kata dia. (mcr35/jpnn)
Seorang mantan kades di Banyuasin terlibat dalam kasus mafia tanah. Dalam pengakuannya, dia tertipu penampilan rekannya yang seperti pegawai BPN.
Redaktur : Elfany Kurniawan
Reporter : Cuci Hati
- Polda Sumsel & Kejaksaan Berkoordinasi di Kasus Penganiayaan Dokter Koas
- Polda Sumsel Tangkap Jaringan Narkoba Timur Tengah, Mau Diedarkan di Bogor
- Remaja 13 Tahun Tewas Diduga Setelah Minum Jamu, Polisi Lakukan Penyelidikan
- Datangi Polda Sumsel, Kompolnas Pantau Penanganan Kasus Dokter Koas Palembang
- Penganiayaan Dokter Koas, Ini Alasan Polisi Periksa Lady Aurellia dan Ibunya di Polsek, Oalah
- Penganiaya Dokter Koas di Palembang Terancam 5 Tahun Penjara