Mantan Mendikbud Meninggal, Indonesia Kehilangan Pejuang
jpnn.com, JAKARTA - Indonesia saat ini tengah berduka. Salah seorang pejuang bangsa terbaik, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 1978-1983, Dr. Daoed Joesoef meninggal dunia pada Selasa (23/1) pukul 23.55 WIB.
Selain memegang teguh prinsip perjuangan, almarhum Daoed meninggalkan karya-karya yang bermanfaat bagi cendekia Indonesia.
“Kita semua telah kehilangan seorang putra pejuang bangsa, setia, dan telah berkerja keras dalam mengemban tugas negara yang menjadi tanggungjawabnya. Beliau menjadi suri teladan bagi generasi bangsa," kata Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Daryanto, saat menjadi inspektur upacara pemakaman almarhum di Pemakaman Taman Giri Tama, Tonjong, Bogor, Rabu (24/1)
Almarhum yang terkenal sangat santun dan sederhana ini, meninggal pada usia 91 tahun di Rumah Sakit Medistra Jakarta, setelah menjalani perawatan beberapa hari sebelumnya.
Banyak kerabat almarhum yang merasa kehilangan dengan wafatnya Mendikbud pada era Presiden Soeharto ini.
Mantan Kepala Biro Perencanaan Kemendikbud, Aris Pongtuluran mengatakan merasa kehilangan sosok pemimpin sekaligus sosok ayah yang menjadi panutan bagi generasi muda Indonesia.
“Beliau adalah sosok yang disiplin, jujur dan tidak membeda-bedakan staf atau pegawai. Kami masih bekerja sama dengan beliau meskipun sudah tidak menjabat menjadi menteri lagi," tutur Aris.
Selama menjadi menteri, almarhum terkenal dengan kebijakan menggeser awal tahun ajaran baru yang semula pada Januari menjadi Juli, sehingga terjadi penambahan lama belajar selama satu semester yang dampaknya dirasakan sampai hari ini.
Daoed Joesoef yang berusia 91 tahun adalah mantan Mendikbud di era Presiden Soeharto.
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan