Mantan Menpan Desak Perampingan Jumlah PNS
jpnn.com - JAKARTA--Pemerintah didorong terus melakukan perampingan jumlah pegawai negeri sipil (PNS) dan instansi pemerintah. Menurut Freddy Numberi, mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) periode 1999-2000, perampingan jumlah pegawai dan instansi pemerintah harus dilakukan.
Kebutuhan jumlah pegawai harus dihitung sungguh-sungguh disesuaikan dengan kebutuhan beban kerja agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Ke depan, perampingan perlu. Kalau tidak beban APBN cukup berat untuk membiayai gaji pegawai," kata Freddy, dalam pertemuan para mantan menpan dengan Menpan-RB Yuddy Chrisnandi, Selasa (23/2).
Freddy menyebut di negara-negara maju, postur pegawai pemerintahan lebih ramping, dan hanya memiliki sekitar 15 sampai 18 kementerian. Karena itu, ketika menjabat sebagai MenPAN-RB di era Presiden Abdurachman Wahid dia pernah mengusulkan jumlah kementerian hanya 15.
Karena itu ia menyarankan agar Yuddy juga mulai memikirkan perampingan jumlah kementerian. "Kalau tidak 15 mungkin, 18 kementerian saja," katanya.
Menanggapi hal itu Menteri Yuddy mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan evaluasi terhadap 25 lembaga non struktural yang dibentuk berdasarkan keppres atau perpres.
Berdasarkan evaluasi Kemenpan merekomendasikan sebanyak 14 Lembaga dikaji lagi keberadaannya karena fungsi yang tumpang tindih dengan lembaga lain. "Tapi keputusan akhir kami serahkan ke tangan presiden," katanya.
Sementara mantan Menpan Emil Salim mengatakan, pasca bergulirnya otonomi daerah, pembangunan di daerah bukan fokus pada pertumbuhan ekonomi tetapi bagaimana kepala daerah bisa terpilih kembali.
- KTKI-P Laporkan Kebijakan Kemenkes, Wakil Presiden Diminta Turun Tangan
- Sidang Korupsi Timah, Hakim Pertanyakan Penghitungan Kerugian Negara Berdasarkan IUP
- PMI yang Jadi Korban Pembunuhan di Hongkong Dipulangkan ke Tanah Air
- Polda Metro Jaya Buru Tersangka Penggelapan Haksono Santoso
- Masih Ragu Transplantasi Rambut? Simak Kiat Berikut
- Ketua Umum Bhayangkari Hibur Anak-anak Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi