Mantan Pelukis Aborijin Terkenal Hidup Telantar Bersama Anjing
Meski lukisannya pernah dipamerkan di Paris, London, New York, Tokyo dan Milan, di usia senjanya, seorang pelukis Aborijin terkenal, Kathleen Ngale, terpaksa tinggal di kasur di luar rumah, tidak dapat berjalan, dan menghangatkan tubuhnya di tengah udara musim dingin gurun yang menusuk pada malam hari dengan tidur bersama sekitar selusin anjing yang tidur di sisinya.
Kathleen Ngale, yang berusia sekitar 87 tahun, tinggal di Camel Camp, tempat di mana dia dilahirkan. Tempat ini berada di daerah Utopia yang terpencil di Australia Tengah, sekitar 260 kilometer timur laut, Alice Springs, Northern Territory.
"Kadang-kadang saya duduk di sini dalam keadaan lapar, dan kami duduk di sini tanpa memiliki apa-apa," katanya dalam Bahasa Anmatyerre melalui seorang juru bahasa.
"Kaki saya sakit, saya mengharap sedikit kiriman makanan ... dan saya tak bisa mandi sendiri saat saya memerlukannya."
Kerabatnya, Rosalie Kunoth-Monks, sangat menyesalkan kondisi kehidupan Ngale dan mendesak dilakukannya perbaikan layanan perawatan warga lanjut usia bagi masyarakat Aborijin senior di wilayah tersebut.
"Dia berbaring di sana mengandalkan kehangatan dari anjing-anjing di kasur itu," kata Rosalie Kunoth-Monks.
Dia mengatakan Kathleen Ngale jarang bisa mandi atau diganti sprei-nya, dan suaminya, yang juga berusia 80-an tahun, adalah perawat utamanya.
Meski lukisannya pernah dipamerkan di Paris, London, New York, Tokyo dan Milan, di usia senjanya, seorang pelukis Aborijin terkenal, Kathleen Ngale, terpaksa tinggal di kasur di luar rumah, tidak dapat berjalan, dan menghangatkan tubuh
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat
- Jakarta Punya Masalah Kucing Liar, Penuntasannya Dilakukan Diam-diam
- Dunia Hari Ini: Ada Banyak Pertanyaan Soal Kecelakaan Pesawat Jeju Air