Mantan Pelukis Aborijin Terkenal Hidup Telantar Bersama Anjing
"Masalah mendasar kami hanyalah karakter dari komunitas ini – mereka sangat besar, dan tersebar luas, dan jarak antar komunitas yang amat jauh untuk disambangi, sementara model pendanaan konvensional tidak sesuai dengan komunitas tertentu seperti itu.
"Saya kira kesempatannya adalah untuk mencari tahu, 'oke, bagaimana layanan bisa diberikan secara lebih memadai kepada komunitas di pos luar daerah yang terpisah sejauh 150 mil?'
Ada sekitar 15 orang lanjut usia yang secara efektif tidur di udara terbuka di tengah-tengah masyarakat pribumi, termasuk seorang wanita berusia 92 tahun yang tinggal di sebuah tenda,” kata Michael Gravener, CEO Urpantja Aborigin Corporation.
"Ini sebuah pemiskinan total, ketidakberdayaan total, dan mereka harus dihormati sebagai sebagian dari warga masyarakat yang istimewa dari negara ini, mengingat mereka adalah para pemilik tertua dari negara yang menakjubkan ini," katanya.
Sulit penuhi kebutuhan dasar
“Jika anda tidak mampu mendapatkan kebutuhan dasar, anda tidak akan bisa melakukan apapun.”
Michael Gravener mengatakan bahwa kemiskinan yang mengakar dan kurangnya dana mempersulit upaya untuk memperbaiki keadaan bagi penduduk di Utopia.
Meski lukisannya pernah dipamerkan di Paris, London, New York, Tokyo dan Milan, di usia senjanya, seorang pelukis Aborijin terkenal, Kathleen Ngale, terpaksa tinggal di kasur di luar rumah, tidak dapat berjalan, dan menghangatkan tubuh
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki
- Dunia Hari Ini: Ratusan Warga Sudan Meninggal Akibat Serangan Paramiliter
- Prabowo Targetkan Indonesia Swasembada Pangan, Bagaimana Reaksi Australia?
- Dunia Hari Ini: Calon Pengganti Pemimpin Hizbullah Tewas Dibunuh
- Dunia Hari Ini: Respon Inggris Setelah Senator Aborigin Sebut Charles 'Bukan Raja Kami'