Mantan Pendeta Mengatakan Ex-Jihadis 'Orang yang Berkesan'
Seorang mantan pendeta Katolik mengatakan tak bisa mengerti mengapa Australia tidak ingin mantan jihadis, Muhammad Manwar Ali datang.
Ali pembicara utama di acara 'Pemikiran Gelap dan Berbahaya' sebagai bagian dari festival 'Dark Mofo' di Hobart telah mengajukan permohonan visa 30 April lalu. Tapi baru di awal bulan Juni ia diberitahu jika proses visanya akan memakan waktu "berbulan-bulan.
Mantan pendeta Katolik, penyiar dan sejarawan Paul Collins mengatakan Ali adalah "orang yang paling mengesankan".
"Anda ingin pria seperti ini di Australia," kata Paul.
"Pria ini, saya merasa setuju dengan satu hal pun yang dikatakannya."
Paul mengatakan Ali adalah orang rasional dan masuk akal.
"Dia adalah tipe manusia yang kita butuhkan untuk dialog antara umat Kristen dan Islam," katanya.
"Pada akhirnya, satu-satunya cara untuk menangani terorisme adalah mulai berbicara kepada orang-orang."
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat