Mantan Petinggi IMF Dijuluki Pemburu Rok Mini
Minggu, 22 Mei 2011 – 11:33 WIB
Namun, setelah dia mengakui perselingkuhannya dan minta maaf di depan publik, skandal itu menguap begitu saja. Pria berambut putih itu tetap bertahan sebagai pejabat tinggi IMF. Alasannya, skandal tersebut terjadi atas dasar suka sama suka. Karena dianggap tak melanggar apapun kecuali norma kesusilaan dan moral, IMF memaafkan.
Baca Juga:
Toleransi dunia politik Prancis terhadap Strauss-Kahn dan reputasinya jauh lebih tinggi. Bagi mereka, hal seperti itu hanya menjadi perbincangan di sela jamuan makan atau pesta. "Itu karena kehidupan pribadi seseorang, termasuk politikus, adalah privasi mereka. Bukan sesuatu yang layak menjadi konsumsi publik," ujar Christophe Barbier, chief editor majalah L"Express.
Menurut dia, jika seorang politikus kecanduan alkohol, hal itu tidak bisa menjadi bahan berita. Sebab, itu berkaitan erat dengan kehidupan pribadi yang bersangkutan. "Tetapi, jika saat tengah malam dia berteriak-teriak sambil berlari di jalan dan ditangkap polisi, kelakuan sang politikus layak menjadi berita," tutur Barbier. Begitu pula yang sekarang terjadi pada Strauss-Kahn.
Selama bertahun-tahun, kelakuan Strauss-Kahn hanya menjadi gosip terbatas di kalangan politisi dan pejabat pemerintah dalam acara pesta atau jamuan makan malam. Meski mengendus, media Prancis tak pernah memberitakan perilaku mantan menteri keuangan tersebut. Padahal, para politisi acap menyaksikan "penyimpangan" Strauss-Kahn.
DOMINIQUE Strauss-Kahn dan perempuan tak pernah bisa dipisahkan. Politikus 62 tahun tersebut dikenal sebagai womanizer. Dia selalu tak tahan melihat
BERITA TERKAIT
- Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Ikut Nobar Laga Indonesia vs Jepang
- KBRI Dili Gelar Nobar Laga Timnas Indonesia vs Jepang
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29