Mantan PM Libya Bebas, Tunisia Tolak Ekstradisi
Jumat, 28 Oktober 2011 – 08:28 WIB
Dia masuk Tunisia dari Pulau Djerba yang merupakan resor wisata tenar di lepas pantai utara negara tersebut. Saat itu Libya tengah disibukkan pertempuran Tripoli antara kubu pro dan anti-Kadhafi.
Dalam suasana seperti itu, mustahil bagi Mahmoudi untuk mengurus izin resmi atau visa ke Tunisia. Apalagi, keputusan untuk kabur itu dia ambil secara mendadak loyalis Kadhafi terlibat pertempuran kian sengit dengan kubu oposisi yang didukung NATO. Alasan itulah yang menjadi landasan pengacara Mahmoudi naik banding dan berupaya membatalkan hukuman enam bulan penjara yang dijatuhkan kepada kliennya.
Upaya itu membuahkan hasil. Tidak lama setelah vonis dijatuhkan September lalu, Pengadilan Banding Tunisia membatalkan putusan pengadilan di bawahnya. Mahmoudi pun bebas. Namun, atas permintaan pemerintahan interim Libya, mantan orang dekat Kadhafi tersebut tetap harus mendekam di penjara. Pasalnya, meski sempat mengakui pemerintahan NTC, Mahmoudi tetap dianggap sebagai loyalis Kadhafi.
Kini, setelah Kadhafi tewas dan rezimnya benar-benar berakhir, pengadilan Tunisia membebaskan Mahmoudi. Namun, mereka menolak permohonan NTC terkait dengan ekstradisi politikus sekaligus dokter ahli kandungan itu. Mahmoudi juga tidak menginginkan kembali ke Libya.
KEMATIAN Muammar Kadhafi dan kejatuhan rezimnya membawa dampak positif bagi mantan Perdana Menteri (PM) Libya Al-Baghdadi Ali al-Mahmoudi. Tokoh
BERITA TERKAIT
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan