Mantan Teroris: Deradikalisasi Harus Ditingkatkan
"Mereka (mantan teroris) itu adalah manusia biasa yang punya hati. Seperti yang saya katakan tadi jangan dikhotbahi macam-macam. Setelah keluar dari penjara mereka jangan distigmakan atau dikucilkan, juga keluarga dan anak-anaknya harus dibantu ekonominya. Setelah itu baru pelan-pelan kita ubah ideologinya. Ini adalah pendekatan yang dilakukan Pak Suhardi Alius, cukup paten. Pendekatan seperti ini sudah dari dulu saya lakukan dan sekarang saya wujudkan dengan membangun pesantren ini," paparnya.
Khairul mencontohkan, dengan memberi pendidikan gratis kepada anak-anak pelaku tindak pindana terorisme.
Dia optimistis suatu saat nanti anak-anak itulah yang justru bisa menyadarkan orang tuanya, terutama tentang pemahaman jihad yang salah.
Dia berharap, ke depan negara lebih masif dan hadir dalam program deradikalisasi. Dia mengungkapkan masih ada sekitar 600-an mantan teroris yang sudah keluar lembaga pemasyarakatan (lapas) dan 200-an masih di dalam lapas.
"Mereka harus didekati dengan hati. Dicari posisinya berada, dibantu ekonominya, dilatih skill-nya. Begitu juga keluarganya, anak-anaknya yang telantar pendidikannya negara harus hadir. Jangan ada pembiaran terhadap mantan-mantan ini, atau orang-orang yang sudah terkena virus radikalisme," tandas Khairul. (jos/jpnn)
Deradikalisasi terhadap terhadap pelaku terorisme dan orang-orang yang telah terjangkit virus radikalisme harus terus dilanjutkan dan ditingkatkan.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Datangi Indekos, Densus 88 Antiteror Lakukan Tindakan, Apa yang Didapat?
- BNPT Beri Perlindungan Khusus Kepada Anak Korban Terorisme
- Irjen Eddy Hartono Jadi Kepala BNPT, Sahroni Minta Lanjutkan Pencapaian Zero Terrorist Attack
- Densus 88 Tangkap 2 Terduga Teroris Jaringan JAD di Bima
- Pakar Terorisme: Fokus BNPT Pada Perlindungan Perempuan, Anak, dan Remaja Sudah Tepat
- Kepala BNPT: RAN PE Masih Perlu Dilanjutkan